"Dan untuk orang-orang di luar jangan menghakimi pasien yang positif Covid-19 dengan berbagai stigma negatif."
"Karena pasien akan menjadi korban dua kali," jelas dia.
Baca: Atasi Corona, Anies Baswedan Minta Warga Jakarta Maklumi Antrean Panjang Transportasi Umum
Baca: Antisipasi Virus Corona, Dejan Antonic Beri Arahan Khusus Untuk Pemain PSS Sleman
Wanita yang berprofesi sebagai penari ini juga mengaku, seminggu menjalani isolasi, ia terus menangis karena stigma yang diterima.
"Karena saya selama diisolasi, selama seminggu saya nangis terus."
"Karena saya tahu yang dibicarakan oleh media dan orang-orang yang menyebarkan mengenai saya dan ibu saya dan menyerang profesi kami sebagai penari."
"Penggiat seni dan pejuang budaya yang selama hidup kami satu keluarga kami selalu berbuat apapun yang kami bisa untuk Indonesia dalam hal seni dan budaya," ungkap dia.
Ia juga menegaskan, virus yang muncul pertama kali di Kota Wuhan, China ini tidak memandang bulu, tidak memilih ras serta agama dan profesi apapun.
Ia menambahkan, virus ini bisa menular ke siapapun.
Baca: Tangani Pasien Virus Corona, RSPI Sulianti Saroso Berniat Perluas Ruang Isolasi
Baca: BREAKING NEWS: Satu Pegawai BNI Dinyatakan Positif Corona
Dilansir thewuhanvirus.com, data secara global hingga Senin (16/3/2020) menunjukkan sebanyak 158 negara telah mengonfirmasi adanya kasus positif corona.
Sementara itu virus ini telah menginfeksi sebanyak 174.139 orang.
Angka kematian juga mengalami kenaikan, yakni 6.684 orang meninggal.
Sedangkan terdapat 77.865 orang berhasil sembuh setelah dinyatakan positif.
Sementara di Indonesia, pada Senin (16/3/2020) terdapat 17 tambahan kasus baru positif corona.
Sehingga total ada 134 pasien yang dinyatakan positif Covid-19 di Indonesia.