TRIBUNNEWS.COM - Pasien 01, warga asal Depok yang kini dinyatakan sembuh dari virus corona, memberikan pengakuannya selama diisolasi.
Ia mengungkapkan selama diisolasi seminggu, menangis karena identitas dan profesinya terbongkar.
Tak hanya itu, ia juga mendapat banyak pesan di WhatsApp maupun Direct Message.
Disisi lain, pasien nomor 01 ini memberikan pesan untuk seluruh masyarakat Indonesia.
Pasien yang kini dinyatakan sembuh itu mengimbau, masyarakat dan media untuk mendukung pasien yang dinyatakan positif Covid-19 yang tengah dirawat di rumah sakit.
Baca: Pasien Kasus 02 yang Sembuh dari Virus Corona: Warga Depok Tak Perlu Panik
Baca: UPDATE: Pasien Baru Corona Naik Jadi 134 Orang, Lima Meninggal, 8 Sembuh
Menurutnya, informasi yang tidak akurat sangat mengganggu psikis pasien yang positif corona.
"Mendukung secara moral karena penyebaran informasi tidak akurat yang dilakukan oleh berbagai pihak yang tidak bertanggung jawab itu sangat mengganggu psikis kami di dalam," terangnya dalam jumpa pers, Senin (16/3/2020).
Wanita berusia 31 tahun tersebut juga menyinggung soal identitasnya yang bocor.
"Dan juga identitas kami yang bocor itu juga mengakibatkan masyarakat luar jadi panik," katanya.
Ia juga mengaku, banyak mendapat pesan dari media sosial soal kepanikan yang terjadi di masyarakat.
"Karena saya banyak banget mendapatkan direct message dari sosial media maupun WhatsApp."
"Mereka nanya ke saya 'Mba gejalanya gimana? Saya mau cek tapi saya takut, saya takut nanti identitas saya terbongkar'," terang dia.
Lantaran hal itu, ia menegaskan, identitas pasien yang positif virus corona harus dirahasiakan.
Ia juga meminta, masyarakat untuk tidak menghakimi orang yang dinyatakan positif corona.
"Dan untuk orang-orang di luar jangan menghakimi pasien yang positif Covid-19 dengan berbagai stigma negatif."
"Karena pasien akan menjadi korban dua kali," jelas dia.
Baca: Atasi Corona, Anies Baswedan Minta Warga Jakarta Maklumi Antrean Panjang Transportasi Umum
Baca: Antisipasi Virus Corona, Dejan Antonic Beri Arahan Khusus Untuk Pemain PSS Sleman
Wanita yang berprofesi sebagai penari ini juga mengaku, seminggu menjalani isolasi, ia terus menangis karena stigma yang diterima.
"Karena saya selama diisolasi, selama seminggu saya nangis terus."
"Karena saya tahu yang dibicarakan oleh media dan orang-orang yang menyebarkan mengenai saya dan ibu saya dan menyerang profesi kami sebagai penari."
"Penggiat seni dan pejuang budaya yang selama hidup kami satu keluarga kami selalu berbuat apapun yang kami bisa untuk Indonesia dalam hal seni dan budaya," ungkap dia.
Ia juga menegaskan, virus yang muncul pertama kali di Kota Wuhan, China ini tidak memandang bulu, tidak memilih ras serta agama dan profesi apapun.
Ia menambahkan, virus ini bisa menular ke siapapun.
Baca: Tangani Pasien Virus Corona, RSPI Sulianti Saroso Berniat Perluas Ruang Isolasi
Baca: BREAKING NEWS: Satu Pegawai BNI Dinyatakan Positif Corona
Dilansir thewuhanvirus.com, data secara global hingga Senin (16/3/2020) menunjukkan sebanyak 158 negara telah mengonfirmasi adanya kasus positif corona.
Sementara itu virus ini telah menginfeksi sebanyak 174.139 orang.
Angka kematian juga mengalami kenaikan, yakni 6.684 orang meninggal.
Sedangkan terdapat 77.865 orang berhasil sembuh setelah dinyatakan positif.
Sementara di Indonesia, pada Senin (16/3/2020) terdapat 17 tambahan kasus baru positif corona.
Sehingga total ada 134 pasien yang dinyatakan positif Covid-19 di Indonesia.
Sebanyak 5 orang meninggal dunia dan 8 orang berhasil sembuh dari corona.
Pesan pasien 02
Pasien kasus 02 yang dinyatakan sembuh dari virus corona mengingatkan warga Depok untuk tetap bahagia demi meningkatkan imunitas tubuh.
Perempuan berusia 64 tahun tersebut juga meminta warga Depok tak panik menghadapi wabah virus corona.
Baca: Sembuh dari Corona, Pengakuan Pasien 01: Identitas Dibongkar, Saya Menangis Seminggu
"Warga Depok, please, jangan panik, kami semuanya harus tetap bahagia, tetap senang untuk menumbuhkan imun di dalam tubuh."
"Ini pesan untuk seluruh Indonesia," ujar pasien tersebut, dalam konferensi pers, di RSPI Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Senin (16/3/2020).
Dia menjelaskan ketika panik, imunitas tubuh yang bersangkutan akan turun sebagai dampaknya.
Oleh karena itu, dia mengingatkan berulang kali untuk tak panik dan berserah kepada Tuhan.
"Jangan panik, kita ada Gusti Allah, dan ini kesempatannya kita mendekatkan diri dan tahu bahwa yang punya hidup ini hanyalah satu-satunya Gusti Allah, apapun agamamu," jelasnya.
Selain itu, pasien yang mengenakan kerudung merah dibalut dengan kebaya hitam tersebut berterima kasih kepada warga Depok terutama lingkungan tempatnya tinggal.
Baca: Staf BNI Dinyatakan Positif Corona, Bukan Bagian dari ‘Frontliner’
Pasalnya, mereka tetap menerima kehadiran dirinya dan anaknya yang menjadi sempat terinfeksi virus corona meski saat ini sudah sembuh.
"Sebagai warga Depok, saya ingin bersyukur sekali tinggal di perumahan saya, Studio Alam Indah, Pak RT Teguh Prawiro dan Anis Hidayah, dan semua penduduk saya itu sangat kondusif dan sangat menerima kami dan sangat mengatasi semuanya, saya bersyukur," tandasnya.
Tumpahkan isi hati saat identitasnya diungkap
Pasien 01 terjangkit virus corona (COVID-19) yang telah dinyatakan sembuh berbagi cerita tentang kondisinya sepekan selama menjalani perawatan.
Ia mengaku menangis karena data dirinya tersebar. Media memberitakannya secara masif. Termasuk sang ibu (pasien 02) yang juga menjadi terjangkit virus corona.
"Sepekan diisolasi saya menangis terus, karena yang dibicarakan oleh beberapa media, dan orang-orang yang menyebarkan mengenai saya dan ibu saya," kata Pasien 01 di RSPI Sulianti Saroso, di Jakarta, Senin (16/3/2020
Selain karena data dirinya yang tersebar, yang membuat pasien 01 menangis, adalah pihak-pihak yang dinilainya "menyerang" profesinya.
Baca: Klarifikasi WHO Terkait Mitos Virus Corona: Cuaca Panas Tak Bisa Cegah Penyebarannya
Baca: Dinilai Solusi Perlambat Penyebaran Virus Corona, Apa Itu Social Distancing?
Baca: Pasien Baru Suspect Covid-19 di RSUD Buleleng, Pulang dari Italia dan Lolos Pemeriksaan di Bandara
"Menyerang profesi kami sebagai penari dan penggiat seni dan pejuang budaya."
"Hidup kami satu keluarga kami selalu berbuat apapun yang kami bisa untuk Indonesia dalam hal seni dan budaya," ucap pasien 01.
Melalui kejadian tersebut, pasien 01 mengimbau agar tidak menghakimi pasien yang terjangkit COVID-19 dengan stigma negatif.
Pandangan negatif terhadap pasien tersebut dapat mengganggu kondisi psikis pasien yang juga dapat berdampak pada kondisi kesehatan tubuhnya.
Baca: Pasien Corona yang Sembuh Total Bagikan Tips Agar Tak Tertular: Ini Pesan untuk Seluruh Indonesia
Baca: Peringatan Dini BMKG: Waspada Peningkatan Curah Hujan di Indonesia Pada 16-18 Maret 2020
"Penyebaran informasi yang tidak akurat oleh tidak bertanggung jawab sangat menganggu psikis kami di dalam," kata pasien 01.
"Dan juga identitas kami yang bocor itu juga mengakibatkan masyrakat luar jadi panik," sambung Pasien 01.
Selain pasien 01 ada empat pasien yang lainnya sudah dinyatakan sembuh karena dari hasil pemeriksaan sample lima pasien dinyatakan bersih dari virus yang menyerang saluran pernapasan itu.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Pasien Kasus 02 yang Sembuh dari Virus Corona: Warga Depok Tak Perlu Panik"
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri/Vincentius Jyestha)