"Ya (pembuatan vaksin) ini sangat cepat, tetapi ini adalah perlombaan melawan virus, bukan melawan satu sama lain sebagai ilmuwan, dan itu dilakukan untuk kepentingan kemanusiaan," ujar dia.
Seperti vaksin pada umumnya, vaksin ini dibuat dari virus yang dilemahkan atau dibunuh, tetapi vaksi mRNA-1237 ini tidak dibuat dari virus Corona yang menyebabkan covid-19.
Vaksin diharapkan bisa meningkatkan kekebalan tubuh sehingga tubuh mampu melawan infeksi virus Corona.
Dalam percobaan ini, para sukarelawan diberi dosis berbeda.
Mereka masing-masing diberi dua suntikan vaksin dalam 28 hari terpisah di otot lengan atas.
Jika proses uji coba awal ini berhasil, prosesnya masih membutuhkan waktu hingga 18 bulan sampai kemudian vaksin tersedia untuk umum.
Dokter di Australia Klaim Temukan Obat
Sementara, di Australia, seorang dokter mengklaim timnya mungkin telah menemukan obat untuk melawan virus corona.
Diberitakan TribunnewsWiki.com yang mengutip Daily Star, ia adalah peneliti asal University of Queensland Centre for Clinical Research, David Paterson.
Menurut laporan yang diterima Daily Star, Profesor David Paterson berharap pasien bisa mencoba obat pada akhir Maret 2020.
"Ini 'pengobatan yang berpotensi efektif' yang harus dipertimbangkan untuk uji coba medis skala besar segera."
"Apa yang ingin kita lakukan saat ini adalah uji coba klinis besar di seluruh Australia, melihat 50 rumah sakit, dan apa yang akan kita bandingkan adalah satu obat, versus obat lain, versus kombinasi dari dua obat," kata Paterson pada kepada news.com.au.
Baca: Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi Lakukan Tes Corona, Sempat Hadiri Rapat bersama Menhub Budi Karya
Menurut laporan, obat itu berfokus pada sekitar dua obat.
Pertama digunakan untuk menekan HIV, sementara yang lain adalah pengobatan antimalaria.