News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Uji Coba Pertama Dilakukan di AS, Harapan Temuan Vaksin dan Obat Corona

Penulis: Daryono
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Ilmuwan AS melakukan uji coba vaksin virus Corona pada manusia untuk pertama kalinya.

TRIBUNNEWS.COM - Hingga saat ini, belum ada obat dan vaksin untuk virus Corona.

Meski demikian, ilmuwan di berbagai negara tengah berlomba untuk menemukan obat dan vaksin virus Corona.

Di Amerika Serikat, uji coba vaksin virus corona untuk pertama kalinya terhadap manusia dilakukan pada Senin (16/3/2020) kemarin. 

Dilansir BBC.com yang mengutip Associated Press, empat pasien mendapat suntikan vaksin di fasilitas peneliti Kaiser Permanente di Seattle, Washington, AS.

Baca: Pasien 02 Sembuh dari Corona, Minta Warga Depok Jangan Panik

Nantinya, terdapat 45 orang yang akan diuji dengan vaksin ini. 

ILUSTRASI Vaksin virus corona (Fresh Daily)

Vaksin ini mengandung kode genetik yang tidak berbahaya yang diambil dari virus penyakit tertentu. 

Para ahli mengataan masih perlu waktu berbulan-bulan untuk mengetahui apakah vaksin akan efektif bekerja. 

Orang pertama yang mendapat suntikan pada Senin kemarin adalah seorang ibu dua anak bersusia 43 tahun dari Seattle.

"Ini adalah kesempatan luar biasa bagi saya untuk melakukan sesuatu," kata wanita bernama Jennifer Haller itu kepada AP.

Uji coba pertama tersebut didanai oleh National Institutes of Health. 

Modern Therapeutics, perusahaan bioteknologi yang berada di balik pembuatan vaksin mengatakan vaksin tersebut dibuat melalui proses yang tekah dicoba dan diuji. 

Dr John Treging, seorang ahli penyakit menular di Imperial College London Inggris mengatakan vaksin tersebut menggunakan teknologi yang sudah ada sebelumnya.

"Ini dibuat dengan standar yang sangat tinggi, menggunakan hal-hal yang kita tahu aman untuk digunakan pada orang-orang dan mereka yang terlibat dipantau sangat ketat," ujar dia. 

Baca: Cara Mencegah Virus Corona dari WHO, Dilengkapi Gejala Umum Covid-19

Proses pembuatan vaksin dilakukan dalam waktu cepat. 

"Ya (pembuatan vaksin) ini sangat cepat, tetapi ini adalah perlombaan melawan virus, bukan melawan satu sama lain sebagai ilmuwan, dan itu dilakukan untuk kepentingan kemanusiaan," ujar dia. 

Seperti vaksin pada umumnya, vaksin ini dibuat dari virus yang dilemahkan atau dibunuh,  tetapi vaksi mRNA-1237 ini tidak dibuat dari virus Corona yang menyebabkan covid-19.

Seorang petugas kesehatan sedang melakukan test Covid-19 atau virus corona terhadap seorang pemain Persib Bandung, Victor Igbonefo. (Tribun Jabar/Syarif Pulloh Anwari)

Vaksin diharapkan bisa meningkatkan kekebalan tubuh sehingga tubuh mampu melawan infeksi virus Corona. 

Dalam percobaan ini, para sukarelawan diberi dosis berbeda.

Mereka masing-masing diberi dua suntikan vaksin dalam 28 hari terpisah di otot lengan atas. 

Jika proses uji coba awal ini berhasil, prosesnya masih membutuhkan waktu hingga 18 bulan sampai kemudian vaksin tersedia untuk umum. 

Dokter di Australia Klaim Temukan Obat

Sementara, di Australia, seorang dokter mengklaim timnya mungkin telah menemukan obat untuk melawan virus corona. 

Diberitakan TribunnewsWiki.com yang mengutip Daily Star, ia adalah peneliti asal University of Queensland Centre for Clinical Research, David Paterson.

Menurut laporan yang diterima Daily Star, Profesor David Paterson berharap pasien bisa mencoba obat pada akhir Maret 2020.

"Ini 'pengobatan yang berpotensi efektif' yang harus dipertimbangkan untuk uji coba medis skala besar segera."

"Apa yang ingin kita lakukan saat ini adalah uji coba klinis besar di seluruh Australia, melihat 50 rumah sakit, dan apa yang akan kita bandingkan adalah satu obat, versus obat lain, versus kombinasi dari dua obat," kata Paterson pada kepada news.com.au.

Baca: Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi Lakukan Tes Corona, Sempat Hadiri Rapat bersama Menhub Budi Karya

Menurut laporan, obat itu berfokus pada sekitar dua obat.

Pertama digunakan untuk menekan HIV, sementara yang lain adalah pengobatan antimalaria.

Dia menggambarkan obat itu sebagai "pengobatan atau penyembuhan" potensial.

"Gelombang pertama pasien China yang kami alami (di Australia), mereka semua melakukannya dengan sangat baik ketika mereka dirawat dengan obat HIV," lanjutnya.

Petugas melakukan penyemprotan disinfektan di lantai dua Balai Kota Surabaya, Jawa Timur, Senin (16/3/2020). Penyemprotan disinfektan yang kian digencarkan oleh Pemkot Surabaya itu sebagai upaya antisipasi terhadap penyebaran virus corona. (Surya/Ahmad Zaimul Haq)

Sebagaimana diketahui, wabah virus Corona kini telah ditetapkan WHO sebagai pandemi. 

Virus asal Kota Wuhan ini telah menyebar ke lebih daro 150 negara termasuk Indonesia. 

Menurut catatan situs worldmeter.info, hingga Selasa pukul 12.42 WIB, total terdapat 182.725 kasus virus Corona di seluruh dunia dengan kematian 7.174.

Kabar baiknya, sebanyak 78.883 orang berhasil sembuh.

Sementara di Indonesia, kini terdapat 134 kasus positiv Corona dengan kematian 5 orang dan sembuh 8 orang. 

(Tribunnews.com/Daryono) (TRIBUNNEWSWIKI.COM/Nur)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini