News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Antisipasi Corona, 'Social Distancing' Bermanfaat bagi Keluarga, Ini Kata Psikolog

Penulis: Inza Maliana
Editor: Ifa Nabila
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengunjung sidang duduk di kursi yang sudah diberi panduan jarak di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Jakarta, Kamis (19/3/2020). Pengadilan Negeri Jakarta Utara menerapkan 'Social Distancing' dengan memberi jarak di kursi pengunjung sidang untuk mencegah penyebaran Virus Corona atau Covid-19. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM - Antisipasi penularan Covid-19, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan untuk melakukan social distancing atau jarak sosial.

Di dalam sosial media, perintah tersebut selaras dengan gaungan para influencer yang mendukung hashtag #dirumahaja.

Perintah untuk menjaga jarak sosial yang berarti menghindari kerumuman dan pertemuan publik, nyatanya memberi manfaat bagi keluarga.

Hal tersebut disebutkan oleh Psikolog Keluarga dari Yayasan Praktek Psikolog Indonesia (YPPI), Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi.

Psikolog Keluarga Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. dari Yayasan Praktek Psikolog Indonesia (YPPI) (www.praktekpsikolog.com) yang beralamat di Bintaro, Jakarta Selatan.

Baca: Kerja di Rumah Berpotensi Picu Stres Bagi 3 Kepribadian Ini, Psikolog Berikan Tips

Adib menuturkan ada tiga hal yang bisa membuat social distancing bermanfaat bagi keluarga.

"Hal positifnya pertama di dalam keluarga, anak-anak bisa jadi lebih dekat dengan orang tuanya."

"Kedua, orang tua juga bisa banyak terlibat dengan kegiatan anak."

"Ketiga anak bisa belajar dari orang tua langsung, dampaknya mau ngga mau orang tua harus bisa jadi guru bagi anak-anaknya," ujar Adib yang biasa berpraktik di daerah Bintaro, Jakarta Selatan tersebut.

Lebih lanjut, Adib sepakat dengan aturan social distancing yang dianjurkan oleh pemerintah.

"Karena kalau tidak ada social distancing juga bisa lebih menderita, orang yang tertular bisa lebih besar," jelasnya.

Orang tua murid SD Negeri Karangmekar Mandiri 1, Kota Cimahi membuat barisan dalam upacara menaikkan bendera di halaman sekolah mereka Jalan Amir Machmud, Kota Cimahi, Senin (16/03/2020).  TRIBUN JABAR/zelphi (TRIBUN JABAR/ZELPHI)

Baca: Psikolog Jelaskan Cara Bujuk Anak untuk Belajar dan Beraktivitas di Rumah Saja

Adib pun mengaku setuju dengan keputusan pemerintah untuk 'meliburkan' sekolah.

"Kalau sekolah tidak diliburkan maka rentan terjadi penularan dan bisa membuat orang yang meninggal dunia lebih banyak," ungkapnya.

Selain itu, Adib menyayangkan aturan social distancing yang dianjurkan, belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat.

"Di masyarakat pengaruhnya berbeda-beda, kadang ada orang yang tidak membaca berita jadi tidak tahu apa itu social distancing."

"Jadi mereka ada yang cuek-cuek aja dan tidak tahu, kalau yang tahu berarti orang sudah mulai teredukasi," kata Adib.

Ilustrasi Social Distancing (kstp.com)

Baca: Dua Kabar Baik Soal Corona, Jokowi Perintahkan Tes Massal & Beri Gaji Tambahan Bagi Tenaga Medis

Untuk itu, lanjut Adib, perlunya gerakan dari masyarakat yang sudah teredukasi untuk memberi pengaruh baik terhadap orang lain.

Sikap wasdapa dan mawas diri juga disebutkan Adib, agar tingkat penularan virus bisa ditekan.

"Jadi mau tidak mau harus tetap waspada, karena dari sisi positifnya social distancing itu lebih banyak.

"Menurut penelitian kalau melakukan social distancing tingkat kematian bisa lebih rendah daripada yang tidak melakukannya," ujar Adib.

(Tribunnews.com/Maliana)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini