Lebih jauh, menurut Dokter umum Dr Amir Khan, dari Kota Bradford di Inggris utara memberikan komentarnya terkait hal ini.
“Siapa pun yang immunocompromised, seperti wanita hamil, berisiko lebih tinggi mengalami hal-hal seperti pneumonia dan gangguan pernapasan. Itu risiko nyata," ungkap Dr Amir Khan yang juga dosen senior di Leeds dan Bradford University.
Terlalu Dini Sebut Risiko
Data demografis khusus menunjukkan, terlalu dini mengatakan dengan pasti apakah virus corona merupakan ancaman terutama bagi wanita hamil.
"Tampaknya wanita hamil yang terinfeksi covid-19 tidak memiliki penyakit yang lebih parah daripada populasi umum," kata Asisten Profesor Kebidanan dan Kandungan Fakultas Kedokteran Universitas Standford, Cynthia DeTata.
"Kita tahu flu musiman, infeksi SARS, dan MERS sebelumnya lebih parah pada wanita hamil," tambahnya.
Baca: Penularan Corona Bisa Tanpa Gejala, Berikut Cara Mengujinya Melalui Tes Covid-19
Baca: UPDATE Covid-19 di Aceh: Belum Ada yang Positif Corona, 187 ODP, 31 PDP
Analisis WHO
Sebelumnya, pada 28 Februari 2020, WHO menerbitkan analisis yang menunjukkan data 147 wanita hamil.
Diketahui, 64 di antaranya dipastikan memiliki covid-19.
Dan 82 lainnya diduga memiliki covid-19, sisanya tidak memiliki gejala.
Data tersebut menunjukkan 8 persen wanita hamil memiliki kondisi parah dan 1 persen sakit kritis.
Sebagian besar orang (sekira 80 persen) pulih dari penyakit tanpa perawatan khusus.
Tetapi, menurut WHO satu dari setiap enam orang yang menderita Covid-19 menjadi sakit parah dan mengalami kesulitan bernapas.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)