TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Gara-gara wabah virus corona atau covid-10, Dirjen WHO atau organisasi kesehatan dunia didesak mundur dari jabatannya.
Senator Amerika Serikat (AS) Martha McSally menyerukan Direktur Jenderal WHO Dr Tedros untuk mundur dari jabatannya atas apa yang dianggap bantuan dalam menutupi virus corona di China yang tidak dilaporkan.
Aksi ini adalah bagian dari rangkaian peningkatan kritik dari Partai Republik terhadap organisasi tersebut.
Senator Republik dari Arizona ini mengatakan bahwa Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus perlu mengundurkan diri atas penanganan virus, yang berasal dari China.
Baca: WHO: Jumlah Kasus Virus Corona Bisa Capai 1 Juta Selama Beberapa Hari ke Depan
Di saat China mengklaim telah keluar dari bayang-bayang kasus baru virus mematikan yang telah membunuh ribuan orang Amerika ini, laporan baru justru mempertanyakan klaim China tersebut.
“Saya tidak pernah mempercayai orang komunis. Dan mereka menutup-nutupi virus ini yang berasal dari mereka dan telah menyebabkan kematian yang tidak perlu di seluruh Amerika dan di seluruh dunia,” kata McSally seperti dikutip South China Morning Post dari Politico.
“WHO perlu berhenti melindungi mereka. Saya pikir Dr Tedros perlu mundur. Kami perlu mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini," katanya.
Awal pekan ini, Senator Rick Scott menyerukan penyelidikan kongres kepada WHO dan mengindikasikan bahwa mungkin Amerika Serikat harus menahan dana untuk "membantu Komunis China menutupi" dampak dari virus ini.
Tarik Jasarevic, juru bicara WHO, tidak secara langsung menanggapi tuntutan McSally. Namun dia mengatakan organisasinya mengharapkan negara anggota untuk melaporkan data secara tepat waktu dan akurat.
“Keanggotaan dalam WHO dan penandatanganan Peraturan Kesehatan Internasional keduanya memikul tanggung jawab untuk memprioritaskan kesehatan masyarakat, secara nasional dan internasional," kata dia.
"Tidak hanya karena norma-norma kesehatan global mengatakan demikian, tetapi karena keduanya terkait erat, karena pandemi global ini telah sangat jelas bagi dunia,” kata Jasarevic.