TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dokter Naek L Tobing meninggal dunia, Senin (6/4/2020) pagi. Pakar seksologis Indonesia ini tak hanya terkonfirmasi positif terinfeksi virus corona corona atau covid-19. Ada fakta lain.
Meninggalnya dokter Naek L Tobing di usia 79 tahun ini dinyatakan Humas Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia dr. Halik Malik menjelaskan almarhum Naek L. Tobing positif covid-19 berdasarkan hasil tes swab.
"Iya barusan dikonfirmasi oleh ketua IDI cabang Jakarta Selatan, benar dr. Naek L. Tobing ahli kesehatan jiwa meninggal tadi pagi di RSPP Jakarta, sudah tes swab Covid19 dan hasilnya positif," kata dr. Halik kepada Tribunnews.com, Senin (6/4/2020).
Sebelumnya Kepala Bidang Humas Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Agus W Susetyo tempat dr. Naek L. Tobing juga telah mengonfirmasi kabar meninggalnya ahli seksologi senior itu.
"Kami hanya membenarkan betul Bapak Naek L. Tobing meninggal hari ini (6/3/2020) ," ungkap Agus kepada Tribunnews.com, Senin (6/3/2020).
Kabar meninggalnya dr. Naek L. Tobing ini juga sudah menyebar di media sosial dan banyak netizen yang ikut menyampaikan ucapan duka mereka.
Baca: Sidang Perceraian Jennifer Dunn Ditunda Karena Pandemi Virus Corona
Baca: Dokter Boyke Masih Ingat Momen Dokter Naek L Tobing Yakinkan Dirinya Saat Seminar Pertama
"RIP dr. Naek L. Tobing seksolog terkenal jaman baheula," tulis akun twitter @SJulfree.
"RIP dr. Naek L Tobing," twit akun @tomsamaha beserta gambar bunga dan tulisan reast in peace.
Informasi meninggalnya dr Naek L Tobing satu di antaranya disampaikan akun Instagram Tri Bhakti Busines School.
Untuk diketahui, dr Naek L Tobing merupakan pendiri dan pembina Tri Bhakti Bussines School (STIE Tri Bhakati).
Saat dihubungi melalui telepon, admin akun Instagram Tri Bhakti Busines School membenarkan kabar meninggalnya dr Naek L Tobing.
"Meninggal tadi pagi sekitar pukul 10.00 WIB," kata admin yang enggan disebut namanya.
Langsung Dimakamkan
Sesuai ketentuan medis pasien covid-19, Jenazah Naek L. Tobing pun langsung dimakamkan di Tapan Pekaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, Jakarta Timur.
"Jenasahnya langsung dimakamkan di Pemakaman Pondok Ranggon," ungkap dr. Halik.
Telah Lama Sakit Gula dan Prostat
Lebih jauh, admin tersebut mengungkapkan, dr Naek L Tobing selama ini sudah sakit dan menjalani perawatan.
Ia menderita sakit gula dan prostat cukup lama.
"Sudah lama sakit, komplikasi. Sudah lama sakit berat," terang dia.
Profil singkat
Dikutip dari wikipedia, Naek L Tobing atau lengkapnya Naek Lumban Tobing lahir di pulau Samosir, Tapanuli, 14 Agustus 1940 lalu.
Dia adalah salah seorang tokoh ahli seksologi yang terkenal.
Dia juga pengarang dari buku Masalah dan Solusi (1994), Seks Pranikah, Seks Extramarital, dan Membangun Keharmonisan Suami-Istri.
Kerap tampil mengisi rubrik seksologi di berbagai majalah dan surat kabar nasional.
Selain itu juga sering diundang sebagai pembicara dalam acara rubrik kesehatan yang berkaitan dengan masalah seksologi di berbagai stasiun televisi maupun radio di seluruh Indonesia.
Hobi Bermain Saham
Selain ahli seksologi, semasa hidup, dr Naek L Tobing juga bermain saham.
Dikutip dari Kontan, dr Naek mengatkan bermain saham merupakan hobinya.
Baca: Pablo Benua Akan Bacakan Sendiri Pembelaannya Saat Sidang Kasus Ikan Asin Melalui Teleconference
Baca: Kelar Isolasi Diri, Detri Warmanto Cuci Sendiri Sprei dan Kasur yang Digunakannya
Meski sekedar hobi, dr Naek juga tetap mengejar keuntungan.
Karena itu, seksolog kondang itu tak segan mengembangkan pengetahuan seputar investasi saham.
Bekal pengetahuan dia yakini menjauhkan kerugian dari berinvestasi saham.
Saban pagi, ia memonitor 30 saham yang menurutnya memiliki kinerja fundamental bagus.
“Berbekal pengetahuan, investasi untung, burung pun bisa tetap tegang,” seloroh dr Naek dalam wawancara dengan Kontan di tahun 2011.
Naek mulai bermain saham saat krisis keuangan global tahun 2008 lalu.
Saat itu, ia mengoleksi saham-saham komoditas.
Namun, krisis utang sejumlah negara Eropa membuat saham-saham komoditas berguguran.
Tak mau merugi lebih besar lagi, ia pun segera menukar saham-saham koleksinya.
Agustus 2011 lalu, lelaki kelahiran Tapanuli ini mengganti saham komoditasnya dengan saham perusahaan yang berorientasi di pasar domestik.
“Saya tukar semuanya, kecuali satu saham yang masih saya pegang,” ujar Naek.
“Bulan lalu masih untung, tapi bulan ini rugi sedikit,” ungkap kakek 11 cucu ini tanpa menyebut nilai kerugiannya.
Oh, iya, total dana yang dia investasikan di bursa saham tak sedikit, lo, mencapai miliaran rupiah.
Modal untuk investasi saham ini berasal dari penghasilan sampingan, baik honor menulis artikel atau menjadi pembicara seminar.
Hasilnya lumayan.
“Kemarin saya baru saja mendapat dividen Rp 97 juta,” tutur dia.
(Tribunnews.com/Apfia/Inza Maliana/Daryono) (Kontan)