Nashrudin menegaskan bahwa orang yang terinfeksi corona tidak menjadikannya sebagai aib.
Maka dari itu, kejujuran sangat diperlukan lantaran bisa menyelamatkan nyawa banyak orang.
"Hakikatnya orang yang terkena Covid-19 ini adalah bukan orang yang kemudian mendapatkan sebuah aib," kata Nashrudin.
"Oleh karena itu, kejujuran ini akan menyelamatkan banyak orang."
"Menyelamatkan dirinya, dan juga menyelamatkan orang lain," imbuhnya.
Baca: Pria dengan Bekas Infus Tiduran di Masjid Dikira Pasien Corona yang Kabur, Lurah Beberkan Faktanya
Baca: Wawancara dengan Tito Karnavian: Mudik, Jangan Sampai Kita Jadi Pembunuh di Kampung Halaman
Sang wali kota membenarkan bahwa pasien tersebut adalah warganya yang sempat kontak dengan PDP yang sudah meninggal dunia.
"Pasien tersebut adalah warga Kota Cirebon yang sebelumnya telah berinteraksi dengan saudaranya yang diduga masuk kategori PDP," tuturnya.
Pasien itu kemudian mengalami gejala sesak napas serta tekanan darah tinggi hingga dilarikan ke rumah sakit, Selasa (14/4/2020).
"Kemudian pasien tersebut datang ke rumah sakit dalam posisi Beliau tidak sadarkan diri, kemudian sesak napas dan tensinya tinggi," jelas Nashrudin.
Lantaran kondisi kesadaran pasien terus menurun, maka pihak keluargalah yang ditanyai oleh petugas medis soal riwayat pasien.
Sayangnya pihak keluarga memilih untuk bungkam dan menekankan bahwa pasien memang sudah berusia senja.
"Keluarga pasien yang membawanya tidak memberikan informasi apapun, kecuali bahwa orangtuanya ini sudah sepuh dan tidak ke mana-mana," ungkap Nashrudin.
Karena tidak tahu ada riwayat dengan PDP, maka pihak medis pun merawat pasien itu bukan dengan prosedur Covid-19.
"Dengan pertimbangan kemanusiaan, tenaga medis Rumah Sakit Ciremai berupaya memberikan pelayanan secara maksimal kepada pasien tersebut," ujarnya.