TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Keputusan untuk melakukan pelarangan mudik yang diambil pemerintah dinilai tepat meski banyak pihak yang menyebut terlambat karena sudah banyak warga kembali ke kampung halaman masing-masing.
Politikus PDI Perjuangan, Mufti Anam menyebut keputusan tersebut sudah diambil secara terukur, tidak grusa-grusu, serta membawa publik tetap tenang namun waspada.
Transmisi kebijakan dilakukan dengan efektif, tidak menimbulkan dampak sampingan yang lebih buruk.
Baca: Usai Terjangkit Virus Corona, Tom Hanks dan Istri Sembuh, Kini Donorkan Darah Demi Vaksin Covid-19
”Jadi misalnya kebijakan pelarangan mudik diumumkan Maret, ada potensi penumpukan di pusat-pusat transportasi, bisa chaos. Jadi ini ada transmisi kebijakan, publik waspada tapi tetap tenang. Itu penting dalam situasi saat ini agar tidak memperparah keadaan,” ujarnya saat berbincang dengan Tribun, Kamis (23/4/2020).
Terkait warga yang pulang kampung terlebih dahulu sebelum pelarangan mudik, kata Mufti, penjelasan Jokowi sudah gamblang, bahwa mereka sebagian besar adalah pekerja di Jakarta yang kehilangan pekerjaan karena pandemi.
”Dan pulangnya itu dikoordinasikan antardaerah, terbukti ada screening di perbatasan wilayah, kemudian ada rumah isolasi berbasis desa untuk menampung warga yang datang. Ini opsi-opsi kebijakan, tidak sepenuhnya ideal, tapi yang terbaik dalam situasi saat ini,” ujarnya.
Anggota Komisi VI DPR ini juga menjelaskan kebijakan yang diambil Jokowi merupakan hasil dari opsi-opsi kebijakan yang semuanya tak mudah.
Baca: Begini Alasan Penundaan PON 2020 di Papua
”A, B, C semua kebijakan berdampak, tapi Pak Jokowi mengorkestrasinya dengan relatif baik. Tentu dalam pelaksanaan ada satu-dua kekurangan, itu wajar dalam situasi shock seperti ini, yang juga dialami seluruh negara di dunia,” ujarnya.
Baca: Pemerintah Serukan Larangan Mudik, Volume Kendaraan di Tol Cikampek Naik 27 Persen
Ketika ditanya soal pernyataan Jokowi di acara 'Mata Najwa' Mufti menilai penampilan mantan Wali Kota Solo tersebut sangat meyakinkan dan gamblang dalam memaparkan semua kebijakan-kebijakan yang diambil selama pandemi corona.
”Penjelasan Presiden Jokowi mampu menjawab beberapa pertanyaan yang masih menjadi perdebatan publik. Pak Jokowi cukup gamblang memaparkan pilihan-pilihan kebijakan yang diambil pemerintah. Sangat meyakinkan,” ujar Mufti Anam.
”Tidak mudah dalam situasi saat ini, tapi kita bisa melihat Presiden Jokowi tak pernah menyerah untuk membawa Indonesia melewati pandemi ini dengan baik,” tambah Mufti.
Mufti mengatakan, Jokowi juga menunjukkan bahwa prioritas pemerintah adalah kesehatan.
Terbukti telah mendatangkan serta memproduksi obat, penambahan tes PCR dan laboratorium pengetesan.
”Tapi harus diakui ada beberapa kekurangan dalam penanganan kesehatan, itu perlu diperbaiki, terutama harus dipacu penambahan tes PCR hingga 10.000 spesimen per hari,” ujarnya.
Baca: Denny Cagur Bagikan Foto Kocak Sang Putra Tidur Berdampingan dengan Sepeda Kesayangan
Yang juga patut diapresiasi adalah upaya Jokowi menjaga bantalan ekonomi rakyat dengan menggelontorkan stimulus lebih dari Rp400 triliun.
”Ada Rp 110 triliun jaring pengaman sosial, ditambah Rp22 triliun dana desa dialihkan untuk bansos tunai. Belum lagi puluhan triliun realokasi APBD se-Indonesia yang tegas diperintahkan pemerintah pusat untuk jaring pengaman warga. Jaring pengaman memberi rasa tenang publik, dan itu penting agar Indonesia lolos dari situasi sulit ini dengan baik,” ujarnya.(Willy Widianto)