News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

6 Monyet Berhasil Terlindungi dari Virus Corona setelah Disuntik Vaksin dari Universitas Oxford

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi vaksin virus corona.

Tentu sebelumnya harus mengantongi izin darurat dari regulator.

Universitas Inggris memiliki langkah awal dalam mengembangkan vaksin virus corona.

Universitas Jenner Institute melakukan uji coba pada jenis virus corona pada tahun lalu yang terbukti tidak berbahaya bagi manusia.

Perusahaan riset lain, SinoVac yang berbasis di China juga membuat kemajuan.

Perusahaan itu mengatakan tesnya pada monyet rhesus juga menunjukkan harapan.

Diketahui perusahaan itu baru-baru ini memulai uji klinis dengan 144 pasien.

Puluhan upaya sudah dilakukan para ilmuwan dunia demi menemukan vaksin Covid-19.

Namun hasil yang dilakukan pada monyet seperti Oxford bisa menjadi contoh bagi lainnya.

"Ini adalah program klinis yang sangat, sangat cepat," kata Emilio Emini, direktur program vaksin di Bill and Melinda Gates Foundation, yang menyediakan dukungan keuangan untuk pembuatan vaksin.

ILUSTRASI - Foto Angkatan Darat AS pada 8 Maret 2020 menunjukkan seorang karyawan USAMRIID (Institut Penelitian Medis Angkatan Darat Amerika Serikat) sedang melakukan penelitian terhadap virus coronavirus baru, COVID-19. (ERIN BOLLING / US ARMY / AFP)

Namun vaksin potensial yang akan muncul pertama kali dan menjadi yang paling sukses tidak akan diketahui hingga sata uji klinis tersedia.

Emini mengatakan, akan ada lebih dari satu vaksin untuk bermacam-macam kasus.

Beberapa vaksin mungkin lebih efektif daripada yang lain dalam kelompok-kelompok seperti anak-anak atau orang tua, atau dengan biaya dan dosis yang berbeda.

Baca: Bantu Percepat Penemuan Vaksin Virus Corona, Inggris Sumbang 250 Juta Poundsterling

Baca: Bill Gates Kebut Pembuatan Vaksin Corona

Memiliki lebih dari satu variasi vaksin dalam produksi juga akan membantu menghindari kemacetan dalam pembuatannya.

Dikutip dari New York Times, Oxford adalah yang pertama mencapai skala penelitian relatif lebih besar dari yang lainnya. 

Bahkan seandainya penelitian Oxford gagal, hasilnya akan menjadi pelajaran baru tentang sifat virus corona dan tanggapan sistem imun.

"Studi besar Inggris ini sebenarnya akan menerjemahkan untuk belajar banyak tentang beberapa yang lain juga," kata Emini.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini