Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabar duka datang lagi dari tenaga medis di tengah pandemi virus corona atau Covid-19.
Seorang perawat dari Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta Utara meninggal dunia.
Baca: Kota di Eropa Ini Gunakan Kotoran Ayam Demi Cegah Penyebaran Corona, Begini Caranya
"Innalilahiwainnailaihirojiun. Kami keluarga besar RSPI Sulianti Saroso Jakarta telah kehilangan seorang perrawat terbaik kami bernama Heri Susilo pada Sabtu 2 Mei 2020," kata Direktur Utama RSPI SS Mohammad Syahril, dalam keterangan yang diterima Tribunnews, Minggu (3/5/2020).
Almarhum Heri, dikatakan Syahril, berjuang bersama tim Covid-19 RSPI Sulianti Saroso sejak 2020.
Selama bertugas, Heri ditempatkan di ruang isolasi dan ICU.
"Perjuangan beliau sangat hebat beliau disiplin bekerja baik, memiliki komitmen dan integritas yang tinggi di dalam berjuang melawan Covid-19.Beliau dirawat di RSPI sejak tanggal 10 April yang lalu," lanjut Syahril.
Seluruh pihak RSPI pun berdoa atas kepergian Heri.
Baca: 21 Hari Menghilang, Kim Jong Un Muncul Kembali dengan Tanda Misterius di Pergelangan Tangan
Mereka berharap semoga jasa baik almarhum sebagai tenaga medis Covid-19 bisa dikenang oleh masyarakat
"Kita semua siap untuk melanjutkan perjuangan beliau dalam rangka memerangi Covid-19 di Indonesia. Semoga arwah beliau diterima di sisi Allah SWT, dan sebagai syuhada di mata bangsa," pungkas Syahril.
Panglima TNI Singgung Orang yang Tak Hargai Petugas Medis
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyinggung masyarakat yang tidak mengapresiasi petugas medis yang tangani pasien positif terinfeksi virus corona atau covid-19.
Dalam penanganan masalah kesehatan semacam ini, menurutnya para tenaga kesehatan menjadi ujung tombak.
Baca: Masyarakat Banyak yang Stres, Pemerintah Pertimbangkan Longgarkan PSBB
Hadi mengatakan, mereka telah berjuang sekuat tenaga tidak mengenal waktu merawat para pasien Covid-19.
Menurutnya, karena sifat virus itu bahkan para dokter dan tenaga medis lainnya harus bekerja dalam kondisi yang sangat tidak nyaman selama berjam-jam menggunakan APD.
Hal tersebut disampaikan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto saat memberikan orasi ilmiah pada acara wisuda secara daring yang diselenggarakan Universitas Sebelas Maret (UNS) pada Sabtu (2/5/2020).
"Mereka mengorbankan keselamatan dirinya sendiri untuk membantu dan melayani orang lain. Seharusnya melihat hal seperti itu masyarakat luas memberi apresiasi. Namun ternyata ada sebagian masyarakat yang bertindak sebaliknya," kata Hadi.
Selain itu Hadi juga bahkan menganalogikan kondisi saat ini dengan perang kemerdekaan.
Menurutnya, saat merebut dan mempertahankan kemerdekaan para pejuang mendapat bantuan dan dukungan dari rakyat.
Baca: Data Lengkap tentang Sebaran Covid-19 Penting untuk Pemerintah Tentukan Arah Kebijakan
Namun para tenaga medis kita yang saat ini merupakan pejuang melawan Covid-19 justru ada yang mendapatkan hal sebaliknya.
"Apakah kita sudah kehilangan semangat kekeluargaan, gotong royong dan jiwa ketimuran yang selama ini kita banggakan? Fenomena ini dapat menjadi bahan penelitan sosial. Apakah ini dampak kemajuan teknologi komunikasi melalui media sosial yang membuat kita semakin individualis?" kata Hadi.