TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Semenjak pemerintah memberlakukan aturan larangan mudik guna mengantisipasi penuran virus corona atau Covid-19, berbagai siasat pun dilakukan masyarakat agar bisa pulang ke kampung halaman.
Mulai dari menumpang di bagasi bus, menumpang di truk trailer, hingga menumpang bersama kambing.
Tribunnews.com merangkum sejumlah aksi warga yang nekat mudik dengan berbagai cara tersebut.
Gunakan truk towing
Pugas gabungan memergoki pemudik yang berusaha melintas di Kota Semarang, Jawa Tengah, dengan modus menggunakan truk towing yang membawa satu unit minibus berisi empat orang yang diduga
akan mudik.
Peristiwa terjadi di cek poin sekitar Taman Unyil Kota Semarang yang merupakan perbatasan dengan Kabupaten Semarang, Sabtu (2/5/2020) sekitar pukul 10.00 WIB.
Awalnya petugas menyetop truk tersebut karena mengangkut sebuah mobil minibus yang ditutupi dengan terpal.
Saat disetop dan dilakukan pemeriksaan, ternyata ada empat orang berada di dalam mobil yang diangkut truk towing itu.
"Langsung kami minta putar balik. Tidak sempat ditanya ke mana tujuan mereka karena saat itu arus lalu lintas padat," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Semarang Endro P Martanto, dilansir dari
kompas.com.
Kemudian keempat pria tersebut diminta kembali naik ke atas mobil yang diangkut truk towing itu sebelum akhirnya memutar balik ke arah Kota Semarang.
Endro mengimbau kepada para pemudik agar mengurungkan niatnya di masa pandemi Covid-19 ini seperti instruksi pemerintah. "Taati imbauan pemerintah. Tunda mudiknya," katanya.
Menumpang truk kontainer raksasa
Tujuh orang diduga hendak mudik dari Tangerang menuju kawasan Rangkas Bitung, Lebak-Banten, Selasa (28/4/2020).
Kapolresta Tangerang, Kombes Pol Ade Ary Syan Indradri mengatakan saat ditemukan, tujuh orang itu kedapatan sedang menumpang truk kontainer raksasa bernopol B-9713-UEH melewati kawasan Cikupa, Kabupaten Tangerang.
Keenam penumpang tersebut duduk di depan bersebelahan dengan sopir saat melewati salah satu cek poin PSBB di Citra Raya kemudian dihentikan polisi.
"Saat ditanya petugas, mereka ini hendak mudik tujuan ke daerah Rangkas Bitung, Lebak Banten," kata Ade melalui pesan singkat, Kamis (30/4/2020) dilansir dari Tribunjakarta.com.
Abdul Probo sebagai sopir, lalu enam penumpang lainnya adalah Herman, Didin, Supandi, Yani, Yanto dan Suhanda yang mayoritas beralamat KTP di Pandeglang, Banten.
Baca: Pria di Bogor Mengamuk Tak Mau Berpisah Dengan Istrinya Duduk di Jok Depan Mobil, Ini Kronologinya
Saat didapati petugas dan setelah didata, ketujuh orang dengan truk kontainernya langsung diperintahkan putar balik.
"Truk kontainer berikut penumpang diberikan imbauan dan kendaraan putar balik atau tidak diperbolehkan melintas," kata Ade.
Menumpang truk
Enam pemudik ditemukan menumpang sebuah truk di GT CIkarang Barat, Jumat (1/5/2020) sekira pukul 10.52 WIB.
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Sambodo Purnomo Yogo mengatakan aksi tersebut terbongkar saat petugas Ditlantas yang berjaga di Pos Pengamanan Operasi Ketupat Jaya 2020
di GT Cikarang Barat menggelar pemeriksaan rutin terhadap truk yang akan keluar Jabodetabek.
Pada awalnya pemeriksaan berjalan lancar tanpa ada temuan yang mencurigakan.
Petugas kemudian memeriksa truk dengan nomor polisi G 1906 FR yang dikemudikan FEI.
Sesuai prosedur, petugas kemudian meminta pengemudi untuk turun dan membuka bagasi truk untuk memeriksa isi muatan sebelum diperkenankan meninggalkan Jabodetabek.
Namun yang ditemukan petugas bukan barang melainkan enam pemudik.
Petugas kemudian meminta seluruh penumpang truk turun untuk didata dan dimintai keterangan.
Berdasarkan keterangan yang dikumpulkan petugas, para pemudik itu menumpang truk tujuan Brebes, Jawa Tengah, dengan imbalan sejumlah uang.
Baca: Pria di Empat Lawang Jatuh ke Jurang Setelah Dikejar Babi Hutan yang Diburunya
"Penumpang tersebut akan diangkut ke Brebes, Jawa Tengah. Untuk biaya akan dibayar setelah di Brebes," kata Sambodo dalam pesan singkatnya dilansir dari Kompas.com, Jumat (1/5/2020).
Sedangkan menurut keterangan pengemudi, truk tersebut mengangkut bawang dari Brebes menuju Jakarta dan kembali lagi ke Brebes.
"Truk tersebut awalnya membawa bawang dari Brebes ke Pasar Bitung dan pulang ke Brebes," ujarnya.
Rela duduk dengan sekumpulan domba
Beberapa orang asal Garut, Jawa Barat, rela duduk bersama sekumpulan domba di mobil pick up untuk mudik ke kampung halaman.
Aksi mereka terbongkar setelah petugas melakukan razia di Kota Cimahi, Selasa (28/4/2020.
Ranto Sitanggang, selaku Kepala Seksi (Kasi) Angkutan Dinas Perhubungan Kota Cimahi memaparkan temuan tersebut terjadi di lokasi cek poin Padasuka, Kota Cimahi.
"Sewaktu pemeriksaan, kami menemukan ada kendaraan pick up pada bagian depan diisi hingga empat orang, normalnya bisa diisi dua orang. Kami berhentikan dan kami langsung memeriksa," kata Ranto
dilansir dari Tribunjabar.co.id, Selasa (28/4/2020).
Karena terbukti melanggar, maka petugas meminta agar penumpang lainnya untuk turun dan melanjutkan perjalanan menggunakan transportasi lain.
"Mobil ini mengangkut beberapa ekor domba dari Cianjur menuju Garut. Mereka menolak untuk menggunakan mobil lain, mereka memilih untuk duduk di bagian belakang bersama beberapa ekor
domba," kata Ranto.
Walaupun bisa melanjutkan perjalanan, pengemudi pikap tersebut tetap diberikan tilang berupa teguran dari pihak kepolisian dan wajib melapor ke pihak kewilayahan tempat tujuan.
Bersembunyi di bagasi bus
Foto sejumlah pemudik bersembunyi di dalam bagasi bus viral di media sosial.
Berdasarkan keterangan peristiwa tersebut terjadi di CIledug, Tangerang, Banten.
Mereka bersedia duduk di bagasi bus dengan membayar Rp 450 ribu demi menghindari razia petugas.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangerang, Wahyudi Iskandar pun memberikan komentar terkait peristiwa tersebut.
Menurutnya kejadian itu berlangsung, Jumat (24/4/2020).
"Ini dari Jumat pagi infonya," ujar Wahyudi kepada Warta Kota, Minggu (26/4/2020).
Ia menyatakan bahwa Terminal Ciledug, Kota Tangerang sudah ditutup dan agen-agen bus tidak ada yang beroperasi sejal Sabtu (25/4/2020).
"Agen tutup, bus enggak ada," ucapnya.
Dirinya pun menyayangkan aksi para pemudik yang nekat tanpa memikirkan keselamatannya.
"Sudah ditutup semua Terminal," kata Wahyudi.
Baca: Nekat Mudik, Suami Istri Sembunyikan Mobil di Bak Truk Untuk Menyeberang Dari Merak ke Lampung
Kurnia Lesani Adnan, Pemilik PO SAN sekaligus Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI), membenarkan adanya peristiwa tersebut.
"Kejadiannya di Cileduk, tapi bukan terminal resmi. Sebenarnya begini, bukan busnya saja, tapi penumpangnya yang memang sudah mau mudik, artinya kemauan dari penumpang atau masyarakatnya.
Karena takut ada razia jadi penumpang itu mau duduk di dalam bagasi dulu," ujar pria yang akrab disapa Sani kepada Kompas.com, Sabtu (25/4/2020).
Menurut Sani, setelah berhasil melewati pos pengawasan, baru kemudian bus tersebut bongkar muatan dan menaikkan penumpang yang ada di bagasi ke dalam kabin.
Baca: Sempat Menyapu Halaman Indekos Jelang Sahur, Pria Asal Lamongan Ditemukan Tewas di Tempat Tidur
Setelah itu kembali meneruskan perjalanan ke daerah tujuan bus AKAP tersebut.
Sani menjelaskan adanya kejadian tersebut memang miris.
Pada satu sisi mengambarkan adanya bukti bila titik pengawasan yang tidak kuat dari pemerintah.
Di sisi lain adanya gambaran bila masih ada masyarakat yang memang mau pulang kampung karena sudah tidak ada yang bisa dikerjakan di Jakarta.
"Kalau sudah begitu siapa yang harus disalahkan. Masyarakat yang mudik ini karena mereka di sini kan terlantar, tidak tahu harus bagaimana akhirnya nekat tetap mudik juga, sementara di lain sisi pemerintah juga tidak ketat dalam pengawasannya," ucap Sani.
"Kalau mau dilihat di lapangan itu, sampai saat ini masih banyak bus dan angkutan lain yang statusnya gelap tetap beroperasi bawa penumpang untuk mudik. Jelas ini tidak ada adil, karena kami yang resmi mengikut regulasi tapi mereka yang bandel tetap beroperasi dan lolos dari razia," tambah dia. (Tribunnews.com/ kompas.com/ tribunjabar/ wartakota/ tribunjakarta).