News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Dampak Corona, 3,8 Juta Orang di Spanyol Kehilangan Pekerjaan

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi virus corona

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, MADRID - Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) Spanyol mengatakan angka pengangguran telah meningkat pada laju yang lebih lambat pada April 2020, di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

Saat ini terdapat sekitar 3,8 juta warga yang telah kehilangan pekerjaan, namun ternyata jumlah yang bergantung pada bantuan pemerintah pun mencapai rekor yakni 5,2 juta.

Dikutip dari laman Russia Today, Kamis (7/5/2020), jumlah warga Spanyol yang mendaftar sebagai pengangguran naik hampir 8 persen pada bulan lalu.

Baca: Dihantam Covid-19, Industri Penerbangan Global Diprediksi Tak Akan Pulih dalam Waktu Dekat

Baca: Bapak Di-PHK karena Corona, Pasutri Terpaksa Hidup di Becak Ajak Bayinya, Bayar Sewa 5 Ribu per Hari

Baca: Update Virus Corona Global 7 Mei 2020: Total 3,8 Juta Orang Terinfeksi, 1,2 Juta Orang Telah Sembuh

Ini berarti bahwa 282.891 orang telah dipecat dari pekerjaan mereka karena dampak pemberlakuan pembatasan ketat yang diterapkan pemerintah demi menahan wabah corona.

Kendati demikian, angka-angka yang diterbitkan oleh kemenaker Spanyol pada Selasa lalu menunjukkan jumlah yang lebih rendah jika dibandingkan yang terlihat pada Maret lalu, saat angka pengangguran meningkat lebih dari 9 persen.

Mereka yang bekerja di layanan food and beverages (F&B) pun telah merasakan sebagian besar dampak buruk dari krisis akibat corona ini, karena lebih dari 720.000 warga telah kehilangan pekerjaan pada bisnis ini.

Para pekerja di industri perdagangan eceran dan grosir pun turut terdampak signifikan, begitu pula dengan mereka yang bekerja pada bidang layanan akomodasi.

Pengajuan daftar pengangguran pada April lalu telah mendorong peningkatan ke angka tertinggi dalam kurun waktu hampir empat tahun.

Pada saat yang sama, Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Spanyol Yolanda Diaz menyampaikan bahwa tunjangan yang diberikan oleh pemerintah kepada hampir 5,2 juta orang tampak seperti torehan 'catatan sejarah'.

Sementara itu pada pekan lalu, Kementerian Perekonomian Spanyol menyampaikan bahwa ekonomi negara itu akan jatuh lebih dalam dibandingkan yang terjadi di tengah Resesi Besar pada 2008-2013 silam.

Kementerian itu juga memprediksi Produk Domestik Bruto (PDB) Spanyol akan berkontraksi sebesar 9,2 persen pada tahun ini.

Menurut skenario terburuk yang dirilis sebelumnya oleh Bank Sentral Spanyol, ekonomi negara itu akan merosot sebesar 12,4 persen pada tahun 2020 jika sistem penguncian (lockdown) untuk mencegah penyebaran corona berlangsung hingga 12 pekan.

Perlu diketahui, Spanyol memang menjadi negara yang paling parah terkena dampak corona di kawasan Eropa, dengan signifikannya jumlah warga yang positif terinfeksi virus tersebut.

Namun kini negara itu pun mulai mengurangi sistem pembatasan sejak hari Minggu lalu, setelah hampir dua bulan diberlakukannya sistem lockdown.

Beberapa bisnis kecil, termasuk toko-toko dan salon pun mulai dibuka kembali pada Senin lalu, namun tentunya tetap mengikuti protokol terkait pengendalian penyakit yang diberlakukan secara ketat oleh pemerintah setempat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini