TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Malaysia memperpanjang penguncian wilayah atau lockdown sebagai langkah untuk menangani pandemi corona atau Covid-19.
Harusnya lockdown di Malaysia akan berakhir besok Selasa, 12 Mei 2020.
Namun Pemerintah, melalui Perdana Menteri (PM) Muhyiddin Yassin memiliki alasan lain dalam perpanjangan lockdown corona.
Dikutip Tribunnews.com dari mothership.sg, lockdown atau Perintah Kawalan Pergerakan (MCO) di Malaysia diperpanjang sampai 9 Juni.
Perpanjangan MCO diumumkan oleh PM Muhyiddin Yassin dalam pidatonya pada 10 Mei.
Baca: Beda Penanganan Corona di Amerika Latin, Argentina Berhasil Tekan Infeksi Dibanding Brasil
Baca: Jokowi Minta Kepulangan 34 Ribu TKI Dikawal Hingga ke Daerah Masing-masing
New Straits Times melaporkan bahwa keputusan untuk memperpanjang MCO dilakukan setelah adanya saran dari Kementerian Kesehatan dan Dewan Keamanan Nasional negara tersebut.
"Meskipun kami telah mencapai banyak perkembangan yang menggembirakan dalam perjuangan kami melawan pandemi Covid-19, masih ada langkah-langkah yang perlu diterapkan untuk mengatasi wabah ini," jelasnya.
Dia juga menyatakan bahwa dia menyadari keinginan di antara warga Malaysia agar pemerintah terus menerapkan langkah-langkah untuk mengekang penularan virus.
Free Malaysia Today lebih lanjut melaporkan bahwa Standard Operasional Prosedur (SOP) MCO juga akan tetap berlaku sampai 9 Juni.
Termasuk membatasi perjalanan antar negara bagian untuk acara-acara meriah.
Muhyiddin menambahkan bahwa tidak berarti Hari Raya, Kaamatan atau Gawai tidak dapat dirayakan.
Keluarga yang tinggal di negara bagian yang sama masih dapat saling mengunjungi, dengan batasan 20 orang sekaligus.
Selain itu, langkah-langkah menjaga jarak dan kebersihan sosial juga harus diambil selama kunjungan.
"Anda tidak perlu memiliki rumah terbuka atau melayani untuk perayaan besar," jelas dia.
"Dan jika orang mengunjungi Anda, mereka harus mematuhi SOP baru yang menjaga jarak satu sama lain dengan aman, mencuci tangan Anda dengan sanitiser, mengenakan topeng dan membuat Pastikan rumah Anda bersih."
Baca: Begini 7 Syarat Gubernur Andrew Cuomo Agar New York Bisa Dibuka Kembali dari Lockdown Amerika
Baca: Tinggalkan Kontrakan 2 Bulan, Pria di Malaysia Terkejut Melihat Isi Kulkasnya Penuh Hewan Ini
"Juga, cucilah setiap piring dan alat makan dengan saksama setelah tamu Anda menggunakannya."
Pada 9 Mei, Malaysia memiliki total 6.589 kasus, menurut The Malay Mail.
Sebanyak 4.929 kasus telah pulih dari virus sementara jumlah kasus aktif 1.552 dan jumlah kematian mencapai 108.
Rugi Rp 223 Triliun
Malaysia telah mengalami kerugian sekira RM 63 miliar atau Rp 223 triliun sejak pemerintah memberlakukan Movement Control Order (MCO) pada 18 Maret 2020.
Dikutip Tribunnews dari NST, Jumat (1/5/2020), Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin angkat bicara.
Muhyiddin mengatakan, Malaysia mengalami kerugian lain sekira RM 35 miliar atau Rp 124 triliun apabila MCO diperpanjang satu bulan lagi.
Sehingga, total kerugian Malaysia selama periode MCO akan mencapai RM 98 miliar atau Rp 347 triliun.
Lebih lanjut, dalam pidato yang disiarkan televisi sehubungan dengan Hari Buruh, Jumat (1/5/2020), Muhyiddin menyampaikan berapa banyak kerugian yang diderita Malaysia.
Ia mengatakan Malaysia kehilangan RM 2,4 miliar setiap hari atau Rp 8,5 triliun setiap hari sepanjang pelaksanaan MCO.
Baca: Malaysia Perpanjang MCO untuk Kali ke-3 hingga 12 Mei 2020
Baca: Menlu Ungkap Puluhan Ribu WNI Telah Pulang Ke Tanah Air Sejak MCO Diberlakukan Malaysia
Sebagai catatan, saat ini MCO Malaysia telah memasuki fase keempat.
"Setelah hampir dua bulan memasuki MCO, saya sadar mayoritas (masyarakat) ingin kembali bekerja," papar Muhyiddin Yassin.
"Pedagang ingin membuka kembali bisnis mereka, hal yang sama berlaku untuk operator industri yang ingin melanjutkan operasi," terangnya.
"Hal ini penting, karena merupakan sumber penghasilan Anda," tegasnya.
Lebih lanjut, Muhyiddin mengatakan, apabila MCO diperpanjang, sumber penghasilan dan posisi keuangan para warganya akan memburuk.
"Ketika kegiatan ekonomi dihentikan sementara, itu akan mempengaruhi pendapatan negara," tegas Muhyiddin Yassin.
"Pajak tidak bisa dipungut, industri tidak akan bisa berkembang, pertumbungan ekonomi terhenti," katanya.
"Pada akhirnya ini akan menyebabkan banyak pengangguran," paparnya.
Khawatir akan Konsekuensi Apabila MCO Dicabut
Lebih jauh, Muhyiddin mengatakan, dia khawatir dengan konsekuensi apabila MCO dicabut.
"Apa yang akan terjadi pada upaya kami untuk memerangi Covid-19? Virus itu masih ada di luar sana," katanya.
"Meskipun kasus baru setiap hari terus menurun, risiko orang terinfeksi masih ada," jelasnya.
"Kami menyaksikan di beberapa negara lain, di mana jumlah kasus Covid-19 yang dikonfirmasi mulai meningkat, setelah mereka mengangkat tindakan 'penguncian' mereka," paparnya.
"Kita harus menghindari hal yang sama terjadi di negara kita," tegasnya.
Lebih lanjut, Muhyiddin mengatakan, sangat penting bagi pemerintah untuk menerapkan langkah-langkah yang dapat mencapai keseimbangan antara mengendalikan wabah dan merevitalisasi ekonomi.
(Tribunnews.com/ Chrysnha, Andari Wulan Nugrahani)