Mekanisme ini diharap akan memicu respons kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi yang efektif.
Perusahaan AS lainnya yakni Invio Pharmaceuticals telah memulai uji klinis menggunakan molekul DNA pada April 2020.
Perusahaan di China yang yang masuk dalam daftar WHO sebagai perusahaan pembuat vaksin yakni Cansino Biological mencoba merekayasa genetik virus lain.
Tujuannya adalah menghasilkan protein Covid-19 yang dapat memicu respons kekebalan.
Total ada empat kelompok di China yang masuk daftar WHO.
Di Jerman, sebuah perusahaan imunoterapi dan perusahaan farmasi, BioNTech SE dan AS Pfizer juga ikut bergerak.
Sementara di Jepang, enam kandidat vaksin berada dalam tahap evaluasi praklinis yang dikerjakan oleh Universitas Osaka, Universitas Tokyo hingga Insitut Nasional Penyakit Infeksi.
Dibutuhkan beberapa langkah untuk mengembangkan vaksin virus corona yang efektif.
Langkah yang harus dilakukan antara lain studi praklinis pertama meliputi percobaan laboratorium dan hewan untuk menentukan kekuatan, keamanan, dan efektivitas vaksin.
Setelah itu dilakukan uji klinis pada manusia.
Tahap selanjutnya yakni mendapat persetujuan dari pemerintah untuk didistribusi.
Hingga Minggu (17/5/2020) siang, mengutip dari worldometers.info, terdapat 4,7 juta orang di seluruh dunia terinfeksi.
Angka kematian mencapai 313 ribu orang.
Sementara itu, 1,8 juta orang berhasil sembuh.
(Tribunnews.com/Miftah)