"Indonesia termasuk negara kategori B: menangani virus corona dengan kecepatan menengah. Diprediksi di bulan Juni 2020, virus corona tak lagi menjadi isu besar," jelas Denny JA.
"Kehidupan hampir normal kembali, walau social distancing tetap harus dijaga karena vaksin belum ditemukan," tambahnya.
Baca: Harga Emas Senin, 18 Mei 2020 Naik Jadi Rp 934 Ribu per Gram, Berikut Rinciannya
Serupa dengan Indoenesia, sejumlah negara yang termasuk dalam kategori B antara lain, seperti Singapura, India, Kanada, Iran, dan Denmark.
Sedangkan negara kategori A, antara lain Negara China, Korea Selatan, Jerman, United Kingdom, Malaysia dan Amerika Serikat.
"Negara ini tergolong paling cepat di dunia, di luar China yang menuntaskan virus corona 99 persen," jelas Denny JA.
Sementara itu, negara Kategori C antara lain negara Columbia, Bahrain, Argentina, dan Qatar.
"Kategori cepat lambat itu tak seluruhnya berarti tingkat kemampuan negara menangani virus corona. Ia juga ditentukan oleh lebih awal atau lebih belakangan virus corona menyebar ke negara itu," jelas Denny JA.
Baca: Peringati Hari Buku Nasional, Gramedia Beri Diskon 30 Persen untuk Semua Buku hingga 19 Mei
"Yang dimaksud dengan 99 persen tuntas adalah situasi dimana penambahan kasus baru hari per hari menunjukkan grafik yang konsisten menurun. Tidak berarti tak ada lagi korban baru yang terpapar virus. Namun jumlahnya dilihat dari grafik sudah sangat menurun," tambahnya.
Dipaparkan lebih lanjut, klaim 100 persen virus corona dianggap tuntas hanya dilakukan ketika vaksin ditemukan.
University of Singapore katanya memprediksi 100 persen penuntasan virus corona pada bulan Desember 2020.
Berbeda dengan Univesity of Singapore, LSI Denny JA mendasarkan 100 persen tuntas itu pada penemuan vaksin.
Baca: Nafa Urbach Anggap Nikah Lagi sebagai Hal yang Ribet
"Khusus 100 persen tuntas itu tidak dikembangkan dari model proyeksi data," imbuhnya.
LSI Denny JA mengelaborasi banyak negara dan perusahan besar yang berlomba menemukan vaksin untuk virus corona.
Diprediksi vaksin pertama yang bisa dipakai luas terjadi sekitar Mei-Juli 2021.
"Saat itulah 100 persen virus corona tidak menjadi masalah bagi manusia," jelasnya.
Pengecualian
Walau prediksi yang dibuat LSI Denny JA berdasarkan metode ilmiah, namun model tersebut diungkapkannya dibangun berdasarkan aneka asumsi.
Asumsi yang utama adalah protokol kesehatan yang ditetapkan WHO, pemerintah, termasuk pemerintah Indonesia katanya harus dipatuhi.
Protokol kesehatan itu antara lain social distancing, physical distancing, menggunakan masker, mencuci tangan, dan lain sebagainya.
Asumsi lain, vaksin ditemukan pertengahan tahun depan jika kecepatan penelitian labolatorium sama seperti yang sekarang terjadi.
Tidak pula lahir mutasi baru virus corona yang kembali menyerang.
"Jika asumsi di atas terlanggar, dengan sendirinya aneka prediksi di atas tak berlaku. Pembaca diharap memberlakukan prediksi itu dengan hati-hati," tutupnya.