Antibodi penetral mengikat virus, dan melumpuhkannya untuk tidak menyerang sel manusia.
Baca: China Jawab Tudingan Curi Data Vaksin Corona, Justru AS yang Gelar Pencurian Siber Terbesar Dunia
Baca: Meski Tak Ada Vaksin, Donald Trump Bersikeras Buka Lockdown AS
"Kami telah menunjukkan bahwa antibodi ini, respons kekebalan ini, sebenarnya dapat memblokir virus," kata Zaks.
"Saya pikir, ini adalah langkah pertama yang sangat penting dalam perjalanan kami menuju vaksin," imbuhnya.
Sementara itu, spesialis vaksin yang tidak terlibat dalam pengembangan yang dilakukan Moderna, mengakui kinerja yang luar biasa dari perusahaan tersebut.
"Ini menunjukkan bahwa antibodi tidak hanya berikatan dengan virus, tetapi juga mencegah virus menginfeksi sel," ucap Dr. Paul Offit, anggota NIH yang menetapkan kerangka kerja untuk studi vaksin di AS.
Kapan Pengembangan Vaksin Selesai?
Sementara vaksin memiliki hasil yang menjanjikan di lab, tidak diketahui apakah vaksin tersebut akan berhasil di dunia nyata.
Perusahaan akan melanjutkan uji coba pada Tahap 2, yang biasanya melibatkan beberapa ratus orang.
Moderna berencana untuk memulai uji klinis skala besar, yakni uji coba Tahap 3 pada Juli mendatang.
Uji coba ini biasanya melibatkan puluhan ribu peserta.
Offit mengatakan, pengembang vaksin biasanya akan menguji produk mereka pada ribuan orang sebelum memulai Tahap 3.
Baca: Pakar Penyakit Menular AS Sebut Prototipe Vaksin Justru Bisa Memperburuk Kondisi Pasien Virus Corona
Namun, Moderna dianggap masih jauh dari tahap itu.
Sebab, mereka baru memvaksinasi lusinan peserta hingga saat ini.
Meskipun begitu, Offit mengungkapkan, sangat mungkin bagi Moderna untuk masuk ke Tahap 3 tanpa memvaksinasi banyak orang, mengingat Covid-19 membunuh ribuan orang setiap hari.