5. Kemarahan Risma
Sementara itu, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini terekam marah besar saat mengetahui, dua mobil PCR malah dikirim ke Tulungagung dan Lamongan.
Sedianya, dua mobil bantuan dari BNPB itu akan dimaksimalkan Pemkot Surabaya untuk melakukan swab test kepada warga Surabaya.
Dalam video yang beredar di media sosial, suara Risma tampak meninggi saat berbicara dengan seseorang di telepon.
"Kalau mau memboikot jangan begitu Pak caranya. Saya akan ngomong ke semua orang," kata Risma.
"Pak...Saya tidak terima... betul saya tidak terima. Saya dibilang tidak bisa kerja."
"Siapa yang tidak bisa kerja sekarang? Kalau ngawur nyerobot gitu, siapa yang tidak bisa bekerja?" tukas Risma lagi.
Risma bilang telah berkoordinasi dan menghubungi berbagai pihak untuk mendatangkan mobil laboratorium tersebut.
Bahkan, ia melaporkan kejadian tersebut kepada Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo.
Saat itu, Risma juga menunjukkan bukti chat WhatApp antara dirinya dengan Doni.
Dalam chat tersebut terlihat jelas, Risma yang memohon bantuan alat fast lab untuk Kota Surabaya.
Doni, dalam chat WhatsApp dengan Risma menyanggupi dan berjanji akan mempercepat proses pengiriman alat fast lab.
Dalam chat tersebut, Risma juga melaporkan, mobil bantuan itu dialihkan ke daerah lain, sehingga Surabaya tidak bisa menggunakan mobil tersebut.
Doni pun berjanji mengecek keberadaan mobil tersebut karena dua mobil bantuan itu diprioritaskan untuk Kota Surabaya.
(Tribunnews.com/Sri Juliati, Inza Maliana, Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim/Achmad Faizal/Ghinan Salman)