TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Biaya perawatan pasien Covid-19 di Indonesia disebut-sebut lebih mahal dibandingkan dengan negara lain.
Merespons hal itu, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta pemerintah mengevaluasi dan mengkaji sistem pembayaran pembiayaan pasien Covid-19.
"Serta mengadopsi sistem pembiayaan di negara lain, seperti di Singapura, sehingga ke depannya pembiayaan untuk Covid-19 dapat diberikan oleh negara dengan lebih efisien," kata Bamsoet kepada wartawan, Selasa (2/6/2020).
Baca: Jemaah Haji Tahun Ini Batal Berangkat karena Corona, Berikut Catatan Sejarah Gangguan Ibadah Haji
Pemerintah juga diminta untuk terus memantau biaya perawatan pasien Covid-19 yang seluruhnya ditanggung oleh BPJS Kesehatan
Termasuk biaya pemeriksaan awal, dan tidak membebankan biaya seluruh pemeriksaan dan pengobatan kepada masyarakat.
"Dikarenakan rumah sakit dapat mengajukan klaim sesuai yang tercantum dalam Surat Menteri Keuangan Nomor S-275/MK.02/2020 tertanggal 6 April 2020, yang mengatur satuan biaya penggantian atas biaya perawatan pasien Covid-19," ujar Bamsoet.
Lebih lanjut, Mantan Ketua DPR RI ini mendorong pemerintah mendukung pengadaan vaksin Covid-19 yang saat ini sedang dicanangkan.
Dan juga memastikan seluruh tahapan kajian dan uji coba vaksin dilakukan secara optimal hingga aman jika nanti diberikan kepada masyarakat.
"Meminta masyarakat meningkatkan kedisiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan Covid-19, baik sebelum dan selama menjalani situasi new normal, agar penyebaran virus dapat segera menurun hingga berhenti," pungkas Bamsoet.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan perkiraan biaya perawatan pasien Covid-19.
Biaya pengobatan pasien Covid-19 tersebut harus ditanggung oleh pemerintah.
Baca: Update Corona Global, Selasa 2 Juni 2020: Total Kasus 6,3 Juta, Pakistan Catat 3.938 Kasus Baru
"Kalau kita lihat dari data-data, kena Covid itu per orang bisa Rp 105 juta. Kalau yang ada penyakit tambahan Rp 215 juta kalau enggak salah. Mahal banget," ujarnya dalam diskusi virtual, Jumat (29/5/2020).
Oleh karena itu, Erick meminta masyarakat harus tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan selama menjalani situasi new normal.
Dia yakin bila masyarakat disiplin, maka Indonesia bisa cepat melalui masa pandemi Covid-19.