TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam 13 hari berturut-turut di Selandia Baru tak ada penambahan kasus positif corona atau Covid-19.
Selandia Baru mencatat ada 1.504 kasus psitif corona dengan tingkat kematian 22 orang di negaranya.
Fatality rate di Selandia Baru di bawah 1,5 persen.
Duta Besar RI untuk Selandia Baru Tantowi Yahya mengatakan ada 5 hal yang menjadi latar belakang Selandia Baru sukses menekan angka wabah corona.
Pertama adalah sikap.
Selandia Baru menganggap corona sebagai sesuatu yang serius dan mengancam.
Baca: Fitri Salhuteru Beberkan Isi Saldo ATM Nikita Mirzani, Billy Syahputra: Kapan Gue Punya Duit Segitu
Berbeda dengan Amerika dan Inggris, ucap Tantowi, yang tidak percaya ada virus seganas Covid-19.
Sehingga tidak ada kebijakan yang mereka produksi.
Kebijakan baru dibuat ketika virus sudah marak.
"Selandia baru ini ketika virus merebak di Wuhan, menghebohkan. Mereka sudah melakukan koordinasi langkah-langkah persiapan jika virus masuk ke negara mereka. Penyikapan ini modal utama," kata Tantowi saat berbincang virtual di sosial media, Jumat (5/6/2020).
Baca: Masa Kecil Sule, Pernah Jualan Permen Karet dan Jadi Pengamen
Kedua, kata Tantowi, adalah kesiapan.
Selandia Baru melakukan kesiapan yang sangat matang.
Setelah kasus pertama pada 28 Februari 2020, mereka sudah melakukan persiapan 1 bulan sebelumnya.
Tantowi mengibaratkan seperti negara yang bersiap perang.
"Mulai membangun benteng, membeli senjata, mengajari rakyat bersenjata ketika musuh masuk mereka sudah siap. Sehingga musuh masuk tidak akan sukses," katanya.
Baca: Ayahnya Dipenjara karena Narkoba, Anak Dwi Sasono Akui Malu Masuk Sekolah Meski Lewat Zoom
Terutama dengan membuat Undang-Undang Covid-19 sebagai payung hukum.
Ketiga, kolaborasi.
Tantowi menerangkan pemerintah Selandia Baru bersama parlemen, organisasi non-pemerintah, dan media bergandengan tangan untuk melawan corona.
"Oposisi ada bahkan kuat sekali, mantan penguasa 3 periode. 9 tahun. Kita tahu tidak mudah menghadapi oposisi mantan penguasa. Tapi kedewasaan dalam berdemokrasi. Ketika pandemic ini sudah menjadi sesuatu yang menakutkan mereka menjadi oposisi yang membangun," ucapnya.
Media di Selandia Baru tetap bersikap kritis tapi juga memberikan informasi yang tidak membingungkan.
Narasi yang dibangun adalah narasi optimisme demi menciptakan semangat untuk bersama-sama melawan Covid-19.
"Karena semua bersatu jadi ada semacam ketenangan," kata Tantowi.
Sementara yang keempat adalah komunikasi.
Pemerintah Selandia Baru menyampaikan informasi dengan komunikasi yang baik dan satu pintu.
Kelima, partisipasi masyarakat.
"Disiplin tinggi mengikuti anjuran pemerintah. Itu adalah lima kunci Selandia Baru sukses. WHO mengatakan negara yang lepas dari virus pertama kali adalah Selandia Baru," kata Tantowi.