Mestinya, kata Hardjuno, Sri Mulyani yang menyandang predikat Menkeu terbaik dunia itu punya perencanaan yang baik.
Sehingga bisa menghitung dengan cermat berapa triliun yang harus dialokasikan untuk kebutuhan dan kepentingan untuk memerangi Covid-19.
"Bagi saya, kenaikan anggaran ini sangat aneh. Apalagi, Kemenkeu tidak pernah menjelaskan secara gamblang terbuka ke publik. Terutama, parameter kenaikan tersebut," imbuhnya.
Desain anggaran yang kacau balau ini mengkonfirmasikan Menkeu tidak punya perencanaan yang baik untuk menanggulangi bencana wabah covid 19.
"Ibarat mobil tanpa rem, anggaran Covid-19 ini terus membengkak.Benar-benar kacau balau tanpa perhitungan yang matang," jelasnya.
Dia menyindir kenaikan anggaran Covid- 19 tanpa memikirkan sumber pendanaan.
"Saya melihat anggaran Covid-19 pada postur baru APBN 2020 akan terlihat kacau balau," tuturnya.
Hal ini menandakan buruknya kapasitas Menkeu dalam membuat postur APBN sesuai Perpres No.54/2020.
"Dari APBN kacau balau hingga minim rencana atau sama sekali tidak bisa menghitung berapa alokasi anggaran untuk mengantisipasi dampak ekonomi akibat Covid-19," pungkasnya.