Hanya 65 hari kemudian pada Maret, vaksin buatan NIH diuji pada manusia.
Sukarelawan pertama itu bahkan mendorong orang lain untuk menjadi sukarelawan.
Proses Pengujian Vaksin
Sebelumnya percobaan fase 1 yang diterbitkan awal bulan ini di New England Journal of Medicine mengungkapkan bahwa vaksin merespons imunitas dan aman bagi sukarelawan.
Namun memiliki efek samping ringan seperti kelelahan, kedinginan, sakit kepala, nyeri otot, dan nyeri di bekas suntikan, menurut laporan CNN.
Studi fase 1 biasanya melibatkan sejumlah kecil orang dan fokus pada keamanan serta responsnya pada kekebalan tubuh.
Sementara itu di fase 2, studi klinis diperluas dan vaksin diberikan kepada orang-orang yang memiliki karakteristik, contohnya berdasar usia dan kondisi tubuh.
Lalu di fase 3, vaksin diberikan kepada ribuan orang dan fokus tesnya pada tingkat kemanjuran dan menguji keamanannya.
Baca: Bill Gates Umumkan Perusahaan Farmasi Korsel Siap Produksi 200 Juta Vaksin Corona pada Juni 2021
Baca: Pelaku Pasar Diminta Hati-hati Sikapi Wacana Vaksin Corona di Indonesia, Tak Seindah Itu
Vaksin Moderna/NIH adalah satu dari 25 calon vaksin yang sedang menjalani uji klinis, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Moderna adalah salah satu dari beberapa perusahaan yang menerima dukungan dari Operation Warp Speed, program vaksin Covid-19 pemerintah federal AS.
Pada Minggu (26/7/2020), Moderna mengumumkan tambahan dana sebesar $472 juta (6,8 triliun) dari Biomedical Advanced Research and Development Authority untuk studi Tahap 3 dan pengembangan vaksin Covid-19.
Menurut penghitungan Universitas Johns Hopkins, ada lebih dari 4,2 juta kasus di Amerika Serikat dan 146.935 orang telah meninggal.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)