News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Studi Vaksin Covid-19 Fase 3 di AS Libatkan 30 Ribu Sukarelawan, Ini Prosesnya

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi vaksin virus corona.

Hanya 65 hari kemudian pada Maret, vaksin buatan NIH diuji pada manusia.

Sukarelawan pertama itu bahkan mendorong orang lain untuk menjadi sukarelawan.

Proses Pengujian Vaksin

Sebelumnya percobaan fase 1 yang diterbitkan awal bulan ini di New England Journal of Medicine mengungkapkan bahwa vaksin merespons imunitas dan aman bagi sukarelawan.

Namun memiliki efek samping ringan seperti kelelahan, kedinginan, sakit kepala, nyeri otot, dan nyeri di bekas suntikan, menurut laporan CNN

Studi fase 1 biasanya melibatkan sejumlah kecil orang dan fokus pada keamanan serta responsnya pada kekebalan tubuh.

Sementara itu di fase 2, studi klinis diperluas dan vaksin diberikan kepada orang-orang yang memiliki karakteristik, contohnya berdasar usia dan kondisi tubuh.

Lalu di fase 3, vaksin diberikan kepada ribuan orang dan fokus tesnya pada tingkat kemanjuran dan menguji keamanannya.

Relawan Jadi yang Pertama Disuntik Vaksin Covid-19, Akhirnya Diujikan ke Manusia (Youtube Kompas TV)

Baca: Bill Gates Umumkan Perusahaan Farmasi Korsel Siap Produksi 200 Juta Vaksin Corona pada Juni 2021

Baca: Pelaku Pasar Diminta Hati-hati Sikapi Wacana Vaksin Corona di Indonesia, Tak Seindah Itu

Vaksin Moderna/NIH adalah satu dari 25 calon vaksin yang sedang menjalani uji klinis, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Moderna adalah salah satu dari beberapa perusahaan yang menerima dukungan dari Operation Warp Speed, program vaksin Covid-19 pemerintah federal AS.

Pada Minggu (26/7/2020), Moderna mengumumkan tambahan dana sebesar $472 juta (6,8 triliun) dari Biomedical Advanced Research and Development Authority untuk studi Tahap 3 dan pengembangan vaksin Covid-19.

Menurut penghitungan Universitas Johns Hopkins, ada lebih dari 4,2 juta kasus di Amerika Serikat dan 146.935 orang telah meninggal.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini