TRIBUNNEWS,COM, JAKARTA - Universitas Airlangga (Unair) telah menyelesaikan uji klinis tahap III atau tahap akhir kombinasi obat untuk Covid-19 atau virus corona.
Rektor Universitas Airlangga Mohammad Nasih pun telah menyerahkan laporan hasil uji klinis tahap III kombinasi obat Covid-19 tersebut kepada Badan Intelijen Negara (BIN) dan TNI Angkatan Darat (AD). .
Penyerahan dilakukan di Mabes TNI Angkatan Darat, Jakarta Pusat, Sabtu (15/8/2020).
Rektor Unair Mohammad Nasih dalam sambutannya mengungkapkan uji klinis obat Covid-19 tersebut telah melewati proses yang sangat panjang dan berliku.
Baca: Rektor UNAIR Serahkan Laporan Akhir Uji Klinis Kombinasi Obat Anticovid-19 ke KSAD dan Sestama BIN
Uji klinis tersebut, kata Nasih, telah dimulai sejak Maret 2020 hingga Agustus 2020 dengan melibatkan BIN dan TNI AD.
"Kita sudah mulai melakukannya pada bulan Maret kita sudah mulai dengan berbagai macam uji invitro kemudian diakhiri dengan uji doking dan seterusnya sehingga hasil sesungguhnya empat sampai lima bulan untuk sampai pada hasil ini. Jadi kalau di luaran ada isu ini bikin obat kok kayak bikin tahu saja itu tidak benar," kata Nasih di Mabes TNI AD, Jakarta, Sabtu (15/8/2020).
Ia mengungkapkan seluruh proses uji klinis tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) termasuk metode uji klinis tersebut.
"Hal yang tidak kalah penting adalah keseluruhan proses sudah mengikuti apa yang dicantumkan, disyaratkan BPOM. Mulai dari metode uji klinis, termasuk bagaimana pada saat kita hilangkan nama obat dan seterusnya, dan kami juga gunakan multi center di dalamnya, dan setiap pasien tentu ada informasi yang kita berikan pada mereka sehingga alhasil secara ilmiah proses dari penelitian ini sudah mengkikuti berbagai macam aspek yang dipersyaratkan BPOM," kata Nasih.
Baca: BIN Gelar Rapid Test untuk Pegawai Komisi Aparatur Sipil Negara di Jakarta Selatan
Ia menekankan nantinya produksi obat tersebut akan tetap menunggu izin edar dari BPOM.
"Yang perlu ditekankan adalah untuk produksi dan edarnya kita tetap masih menunggu izin produksi dan edar BPOM. Artinya obat ini belum akan diproduksi sepanjang belum ada izin BPOM," kata Nasih.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan apresiasi kepada BIN dan TNI AD atas dukungan pengujian obat tersebut.
"Dari hasil ini dengan hormat kepada kawan-kawan yang merasa sebagai warga Indonesia untuk saling bersama-sama bekerja bersama mewujudkan yang Insyaallah kalau gol ini salah satu dari bagian kebanggaan nasional. Sebagaimana kita pahami Unair sejak Covid-19 muncul selalu berikhtiar untuk terlibat dan berkontribusi,“ kata dia.
TNI AD dan BIN, lanjut dia juga berperan penting dalam penemuan obat Covid-19 ini.
Baca: Empat Pegawai Dirjen Anggaran Kemenkeu Reaktif Covid-19, BIN Langsung Gelar Swab
BIN menginisiasi upaya penemuan obat Covid-19 dan berperan besar dalam memberikan dukungan penelitian.
Sebagai informasi, dukungan BIN untuk penelitian UNAIR ini merupakan arahan langsung dari Kepala BIN, Jenderal (purn) Budi Gunawan.
Selain UNAIR, BIN juga memberikan dukungan kerja sama ke peneliti lembaga lainnya termasuk Universitas Gajah Mada dan laboratorium biomolekuler.
BIN memiliki peran besar dalam upaya penemuan obat dan penanganan Covid-19 di Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, BIN dan TNI AD menerima hasil penyerahan uji klinis fase ketiga untuk membandingkan efikasi dan keamanan kombinasi obat baru dengan obat standar pada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit tanpa ventilator.
Mewakili Kepala BIN Jenderal (Purn) Budi Gunawan, Sestama BIN Komjen Pol Bambang Sunarwibowo menerima secara simbolis hasil uji klinis obat Covid-19 tersebut.
Dia menegaskan BIN dan TNI AD siap untuk menindaklanjuti uji klinis tersebut.
Menurut Bambang, dari kerja sama itu diharapkan bisa mempercepat proses uji klinis.
Sebab itu, bantuan dari TNI AD sangat bermanfaat untuk memeprcepat efektifitas proses daripada uji klinis obat ini.
“Dalam kesempatan ini saya sangat berterima kasih, kami khususnya dari BIN sangat berterima kasih kepada pihak peneliti UNAIR dan TNI AD yang sangat banyak membantu proses uji klinis," kata Bambang.
Pihaknya berharap dalam waktu dekat obat anticovid-19 tersebut bisa segera mendapat ijin edar dari BPOM.
"Dilharapkan dalam waktu yang dekat ini mendapatkan izin edar dari Badan POM dan selanjutnya bisa diproduksi dan kami bisa gunakan untuk menjadi protokol kesehatan dalam proses penyembuhan Covid-19 di Indonesia,” kata Bambang.