TRIBUNNEWS.COM - Para peneliti di seluruh dunia berlomba untuk mengembangkan vaksin Covid-19.
Lebih dari 170 calon vaksin kini dilacak oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Biasanya, vaksin membutuhkan pengujian bertahun-tahun.
Diperlukan pula waktu tambahan untuk memproduksi vaksin dalam skala besar.
Namun, para ilmuwan berharap dapat mengembangkan vaksin virus Corona dalam 12 hingga 18 bulan.
Vaksin berfungsi melindungi dan menstimulasi sistem kekebalan untuk mengembangkan antibodi.
Mereka harus mengikuti standar keamanan yang lebih tinggi daripada obat lain.
Sebab, nantinya vaksin akan diberikan kepada jutaan orang sehat.
Baca: Kabarnya Rusia Telah Produksi Vaksin Virus Corona Gelombang Pertama
Bagaimana vaksin duji?
Dilansir Guardian, terdapat empat tahapan dalam pengujian vaksin.
Lima tahap tersebut yakni Tahap Pra-klinis, Tahap 1, Tahap 2, Tahap 3, hingga akhirnya disetujui.
Dalam tahap pengujian Pra-klinis, vaksin belum diuji coba pada manusia.
Peneliti memberikan vaksin kepada hewan untuk melihat apakah vaksinnya memicu respons imun.
Dalam uji klinis Tahap 1, vaksin diberikan kepada sekelompok kecil orang untuk menentukan apakah vaksin tersebut aman.
Kemudian, fase ini akan mempelajari lebih lanjut tentang respons kekebalan yang dipicu.
Pada Tahap 2, vaksin diberikan kepada ratusan orang.
Sehingga, para ilmuwan dapat mempelajari lebih lanjut tentang keamanan dan dosis yang tepat.
Selanjutnya, pada Tahap 3, vaksin diberikan kepada ribuan orang untuk memastikan keamanan dan keefektifannya.
Uji coba ini melibatkan kelompok kontrol yang diberi plasebo.
Baca: Jika Tahap Uji Klinis Lancar, Vaksin Covid-19 Mulai Diproduksi Awal Tahun Depan
Vaksin dalam Uji Klinis
Hingga kini, 139 calon vaksin masih pada Tahap Pra-klinis.
25 calon vaksin sedang diuji pada Tahap 1, dan 17 lainnya berada pada Tahap 2.
7 calon vaksin telah masuk ke dalam Tahap 3, dan menunggu mana kah vaksin yang akhirnya disetujui sebagai vaksin Covid-19.
Simak kemajuannya pada daftar di bawah ini, menurut data terbaru dari WHO, per 11 Agustus 2020.
1. University of Oxford / AstraZeneca
Vaksin dari University of Oxford diberikan melalui virus simpanse, yang disebut vektor vaksin.
Vektor tersebut berisi kode genetik dari lonjakan protein yang terdapat pada virus Corona dan memicu respons imun yang kuat dalam tubuh manusia.
Vaksin ini sedang dalam uji coba Tahap 2/3 gabungan di Inggris.
aru-baru ini telah memasuki uji coba Tahap 3 di Afrika Selatan dan Brasil.
Dikutip dari ox.ac.uk, baru-baru ini, vaksin telah memasuki uji coba Tahap 3 di Afrika Selatan dan Brasil.
2. Moderna / NIAD
Perusahaan bioteknologi Amerika, Moderna, sedang mengembangkan kandidat vaksin menggunakan messenger RNA (atau disingkat mRNA) untuk mengelabui tubuh agar memproduksi protein virus itu sendiri.
Tidak ada vaksin mRNA yang pernah disetujui untuk penyakit menular, dan Moderna tidak pernah memasarkan produknya.
Namun, para pendukung vaksin mengatakan, vaksin itu bisa lebih mudah diproduksi secara massal daripada vaksin tradisional.
Saat ini, vaksin yang dikembangkan Moderna telah memasuki uji coba Tahap 3.
3. Sinovac
Perusahaan China Sinovac sedang mengembangkan vaksin berdasarkan partikel Covid-19 yang tidak aktif.
Vaksin tersebut telah menunjukkan profil keamanan yang menjanjikan pada tahap awal pengujian.
Kini, vaksin beralih ke uji coba Tahap 3 di Brasil.
4. Wuhan Institute of Biological Products/Sinopharm
Perkembangan: Tahap 3
5. Beijing Institute of Biological Products/Sinopharm
Perkembangan: Tahap 3
6. BioNTech/Fosun Pharma/Pfizer
Perkembangan: Tahap 3
7. Bharat Biotech
Perkembangan: Tahap 2
8. Novavax
Perkembangan: Tahap 2
9. Cadila Healthcare Limited
Perkembangan: Tahap 2
10. CanSino Biologics Inc./Beijing Institute of Biotechnology
Perkembangan: Tahap 2
11. Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical
Perkembangan: Tahap 2
12. Arcturus/Duke-NUS
Perkembangan: Tahap 2
13. Kentucky Bioprocessing, Inc
Perkembangan: Tahap 2
14. Inovio Pharmaceuticals/ International Vaccine Institute
Perkembangan: Tahap 2
15. Janssen Pharmaceutical Companies
Perkembangan: Tahap 2
16. Institute of Medical Biology, Chinese Academy of Medical Sciences
Perkembangan: Tahap 2
17. Genexine Consortium
Perkembangan: Tahap 2
18. Osaka University/ AnGes/ Takara Bio
Perkembangan: Tahap 2
19. Vaxine Pty Ltd/Medytox
Perkembangan: Tahap 1
20. Medicago Inc.
Perkembangan: Tahap 1
21. University of Queensland/CSL/Seqirus
Perkembangan: Tahap 1
22. Gamaleya Research Institute
Perkembangan: Tahap 1
23. Clover Biopharmaceuticals Inc./GSK/Dynavax
Perkembangan: Tahap 1
24. Imperial College London
Perkembangan: Tahap 1
25. Curevac
Perkembangan: Tahap 1
26. People's Liberation Army (PLA) Academy of Military Sciences/Walvax Biotech.
Perkembangan: Tahap 1
27. Medigen Vaccine Biologics Corporation/NIAID/Dynavax
Perkembangan: Tahap 1
28. University of Melbourne/Murdoch Children’s Research Institute
Perkembangan: Tahap 3
Children’s Research Institute di Murdoch, Australia, sedang melakukan uji coba Tahap 3 menggunakan vaksin tuberkulosis yang berusia hampir 100 tahun.
Vaksin tersebut diperkirakan tidak melindungi tubuh secara langsung terhadap Covid-19.
Namun, vaksin itu diyakini dapat meningkatkan respons imun non-spesifik pada tubuh.
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)