News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Pandemi Belum Berakhir, WHO Ingatkan Sejarah Wabah Flu Spanyol

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa Covid-19 sebagai pandemi global EPA-EFE/SALVATORE DI NOLFI

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JENEWA--Di tengah belum berakhirnya Covid-19, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan dunia harus lebih siap untuk menghadapi pandemi berikutnya.

Hal itu disampaikan Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers virtual di Jenewa, seperti dilansir Reuters, Selasa (8/9/2020).

Karena itu ia menyerukan agar negara-negara di dunia untuk berinvestasi dalam bidang kesehatan masyarakat.

"Ini bukan pandemi terakhir," kata Tedros.

Sejauh ini lebih dari 27,19 juta orang telah terinfeksi virus corona di dunia dan 888.326 orang telah meninggal, menurut penghitungan Reuters, sejak kasus pertama diidentifikasi di China pada Desember 2019.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menghadiri konferensi pers tentang COVID-19 di kantor pusat WHO di Jenewa, Rabu (11/3/2020). Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan, wabah virus corona dikategorikan sebagai pandemi. (AFP/Fabrice COFFRINI)

"Sejarah mengajarkan kita, wabah dan pandemi adalah fakta kehidupan. Tetapi ketika pandemi berikutnya datang, dunia harus siap, lebih siap daripada saat ini," tegasnya.

Sebelum ini WHO berharap pandemi corona bisa berakhir dalam dua tahun.

Berbicara di Genewa pada Jumat (21/8/2020), Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan wabah flu Spanyol pada 1918 butuh waktu dua tahun untuk ditangani.

Namun dia menambahkan kecanggihan teknologi saat ini bisa membuat dunia menangani virus Covid-19 dalam waktu yang lebih singkat.

"Tentunya dengan lebih banyak konektivitas, virus memiliki peluang lebih besar untuk menyebar," ujarnya.

"Tetapi pada saat yang sama, kita juga memiliki teknologi untuk menghentikannya, dan pengetahuan untuk menghentikannya," katanya, menekankan pentingnya "persatuan nasional, solidaritas global".

Wabah flu Spanyol yang mematikan telah mengakibatkan 50 juta orang meninggal dunia.(Reuters/AFP/AP)
--

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini