News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Pertama di Bulan September, Tambahan Kasus Sembuh Covid-19 Harian Lebih Banyak dari Kasus Positif

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM - Kesembuhan pasien Covid-19 di Indonesia mencatatkan angka yang lebih banyak dibandingkan tambahan kasus positif pada Senin (14/9/2020).

Dilansir laman covid19.go.id, terdapat penambahan kasus baru mencapai 3.141 kasus dalam 24 jam terakhir.

Sedangkan pasien sembuh bertambah 3.395 orang.

Adapun kasus kematian bertambah 118.

Sehingga, secara total sudah ada 221.523 kasus Covid-19 di Indonesia.

Sementara itu total kesembuhan berjumlah 158.405 orang.

Persentase kesembuhan Covid-19 ini mencapai 71,5 persen.

Adapun total kematian mencapai 8.841 atau senilai 4 persen.

Baca: Setiap Hari Makin Banyak Jenazah Korban Covid-19 yang Dimakamkan di TPU Pondok Ranggon

Baca: Jokowi Minta Menkes Pastikan Ketersediaan Tempat Tidur dan ICU untuk Pasien Covid-19

Diketahui penambahan kasus sembuh yang lebih banyak dibanding kasus positif sebelumnya terjadi pada 27 Agustus 2020 lalu.

Saat itu terdapat 3.166 kasus sembuh dalam 24 jam.

Sedangkan kasus positif bertambah 2.719.

Percepat Pengembangan Vaksin Covid-19

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Tim Percepatan Pengembangan Vaksin Covid-19 segera bekerja cepat.

Terutama untuk pengembangan bibit vaksin merah putih di tempat bibit vaksin diteliti dan dikembangkan oleh institusi di dalam negeri.

Dilansir laman setkab.go.id, pernyataan Jokowi tersebut disampaikan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Bambang Brodjonegoro, setelah bertemu Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (9/9/2020).

Bambang diketahui merupakan Ketua dalam susunan Penanggung Jawab Tim Pengembangan Vaksin Covid-19, sesuai Keppres 18 Tahun 2020.

Bambang menyebut telah melaporkan kepada Presiden jika Lembaga Eijkman sudah memulai upaya pengembangan vaksin merah putih dengan platform protein rekombinan.

Saat ini prosesnya sudah mencapai 50% dari tugas Lembaga Eijkman mengembangkan bibit vaksin itu di laboratorium.

”Targetnya akhir tahun ini uji pada hewan sudah bisa diselesaikan sehingga awal tahun depan, sekitar bulan Januari, Lembaga Eijkman bisa menyerahkan bibit vaksin tersebut kepada PT Biofarma untuk kemudian dilakukan formulasi produksi dalam rangka uji klinis," ungkap Bambang.

"Baik uji klinis tahap I, II dan III, dan setelah uji klinis itu selesai dan BPOM menyatakan bahwa vaksin ini aman untuk digunakan dan cocok untuk menjaga daya tahan tubuh terhadap Covid-19, maka akan dilakukan produksi dalam jumlah massal oleh PT Biofarma juga,” jelasnya.

Bambang memperkirakan, pada triwulan keempat 2021 Indonesia bisa memproduksi dalam jumlah besar.

Baca: Perlombaan Mencari Vaksin Covid-19: Oxford akan Lanjutkan Uji Coba Vaksin AstraZeneca

Vaksin tersebut nantinya akan melengkapi vaksin Covid-19 yang awalnya akan didatangkan dari kerja sama dengan pihak luar.

Terutama dengan Sinovac China dan dengan G42 yang berasal dari United Arab Emirates. sehingga harapannya proses vaksinasi nantinya bisa segera dikerjakan.

Bambang juga menyampaikan telah melaporkan kepada Jokowi, bibit vaksin yang dikembangkan dengan vaksin merah putih itu menggunakan isolat virus yang beredar di Indonesia.

Sehingga diharapkan vaksin merah putih akan cocok untuk menjaga daya tahan tubuh warga negara Indonesia terhadap Covid-19 itu sendiri.

”Untuk menunjang produksinya, selain Biofarma yang tahun depan berencana bisa memproduksi 250 juta dosis per tahun," ungkapnya.

"Kami di dalam konsorsium vaksin merah putih juga akan mengundang beberapa perusahaan farmasi swasta untuk ikut memproduksi vaksin Covid-19. Sejauh ini sudah ada 3 perusahaan yang potensial,” imbuh Menristek.

Baca: Pembentukan Tim Percepatan Vaksin Covid-19 Diapresiasi Komisi IX

Perusahaan tersebut, menurut Menristek, harus segera mengurus izin ke BPOM untuk cara pembuatan vaksin yang baik dan juga harus menyiapkan line of production khusus untuk vaksin Covid-19.

Dengan tambahan dari swasta tersebut, Menristek sampaikan harapannya Indonesia mempunyai kemandirian di dalam penyediaan dan pengembangan vaksin Covid-19.

Bambang menyebut hal yang harus diperhatikan juga dari penelitian di tahap awal ada kemungkinan pemberian vaksin ini bisa lebih dari sekali untuk setiap individu.

"Jadi kalau penduduk kita itu sekitar 270 juta pada hari ini misalkan, maka yang harus divaksinasi nanti atau vaksinasi yang diberikan berarti minimal 540 juta dan otomatis ini membutuhkan kapasitas produksi yang besar."

"Karena itulah, kami mengajak Biofarma untuk melakukan ekspansi dan perusahaan-perusahaan swasta lain untuk ikut mendukung,” ujarnya.

Baca: Presiden Jokowi Terima Tim Vaksin Merah Putih di Istana Bogor

Maka dari itu Jokowi meminta agar Tim Percepatan Pengembangan Vaksin Covid-19 bekerja dengan cepat dan mengikuti segala prosedur karena vaksin harus aman serta tidak ada efek samping yang membahayakan.

”Satu lagi tentunya, vaksin itu diharapkan akan manjur atau berkhasiat untuk memperkuat daya tahan tubuh kita menghadapi virus Covid-19 yang kita tidak tahu akan berapa lama berada di dunia ini."

"Yang paling penting adalah vaksin kita kembangkan dalam rangka memperkuat daya tahan tubuh manusia dalam menghadapi Covid-19,” ungkapnya.

(Tribunnews.com/Gilang Putranto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini