News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penanganan Covid

Studi UI : Hanya 53 Persen Pedagang di Pasar yang Memakai Masker dengan Benar

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana jual beli di Pasar Palmerah, Jakarta Pusat, terlihat sepi pembeli, Senin (20/4/2020). Pedagang dan penjual terbilang sudah mematuhi aturan PSBB dengan mengenakan masker dan menjaga jarak. WARTA KOTA/NUR ICHSAN

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Studi dari Universitas Indonesia menunjukan baru 53 persen pedagang di pasar tradisional yang menggunakan masker dengan baik dan benar.

Hal itu dikemukan oleh peneliti psikologi sosial UI Dicky Peluppesy dalam dalam diskusi virtual "Tetap Pakai Masker ke Pasar Tradisional" Jumat (2/10/2020).

Ia melanjutkan, penelitian dilakukan di salah satu pasar tradisional di Jakarta.

"Studi kami menemukan masih banyak yang belum mematuhi tidak memakai masker. Yang memakai masker 90 persen, tapi banyak yang belum memakai masker dengan benar, hanya 53 persen yang memakai dengan benar," ungkapnya.

Dickymemaparkan, ada dua alasan mengapa pedagang kurang memperhatikan penggunaan masker saat berkegiatan di pasar.

Pertama, berkaitan dengan kenyamanan.

Sejumlah pengunjung usai berbelanja di Pasar Baru Trade Center, Jalan Otto Iskandardinata, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (1/9/2020). Salah seorang pedagang Pasar Baru Trade Center terkonfirmasi positif Covid-19 berdasarkan hasil uji usap di salah satu rumah sakit. Pedagang tersebut diduga terpapar di luar pasar, dan saat ini telah melakukan isolasi mandiri. Meski demikian, aktivitas di pasar tersebut tidak dihentikan menyeluruh. Tribun Jabar/Gani Kurniawan (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

Kedua, merasa sulit berinterkasi dengan pembeli.

"Berkaitan dengan kenyamanan atau situasi di pasar. Misalnya seperti studi kami yang mengambil setting pasar yang berada di basement. Mereka bilang pengap, panas, terlebih ventilasi bermasalah. 2 - 3 menit menggunakan masker rasanya tidak nyaman. lalu, mereka juga merasa agak kesulitan jika berkomunikasi dengan pembeli," jelas Dicky.

Temuan lain, adalah pedagang ikut memakai masker jika pedagang di sekitarnya memakai masker.

Menurutnya, secara keseluruhan pedagang di pasar tradisional mengetahui tentang bahaya Covid-19.

"Namun pengetahuan saja tidak cukup untuk mendorong orang menggunakan masker, harus ada penengakan aturan dan pengawasan," tutur dia.

Untuk itu, Dicky melanjutkan, agar ada pelibatan semua pihak dalam proses adaptasi baru memakai masker sehari-hari.

"Jadi bukan hanya sekadar instruksi tapi juga melibatkan misalnya ketua paguyuban pasar dalam proses edukasi, proses pengawasan, karena ini proses button up," ungkapnya.

"Bagaimana membuat lingkungan pasar itu aman dan nyaman. Kalau semua datang ke pasar dengan mematuhi protkol kesehatan maka aman saat bertransaksi," lanjuy Dicky.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini