News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penanganan Covid

Ingin Gembira di Masa Pandemi? Jadilah Sahabat untuk Anak

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Siswa belajar dari rumah didampingi orangtua, Selasa (31/3/2020). Pemprov DKI Jakarta memperpanjang masa belajar di rumah selama wabah Covid-19 hingga 19 April 2020 mendatang. Mulanya masa kegiatan belajar di rumah bagi siswa-siswi diberlakukan selama dua pekan, terhitung sejak 16 Maret sampai 29 Maret 2020. TRIBUNNEWS/HERUDIN

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Masa pandemi Covid-19 ini membuat orang dewasa maupun anak-anak harus berkegiatan di rumah. Namun bukan berarti tak bisa bahagia kan. Bergembira saat pandemi sangat bisa.

Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi mengatakan, agar anak betah dan nyaman di rumah, orangtua harus memposisikan diri sebagai sahabat anak.

"Jadi kalau situasi berubah jadi orangtua juga harus berubah menjadi lebih tenang, lebih sabar, lebih gembira, lebih kreatif, lebih penuh rasa syukur. Dengan begitu kita memposisikan menjadi sahabat anak-anak, menjadi temannya," kata Kak Seto dalam diskusi Satgas Penanganan COVID-19, yang disiarkan via Youtube BNPB, Minggu (4/10/2020).

Terlebih kini saat anak harus menjalani pembelajaran jarak jauh dan jarang bertemu teman-teman.

"Kita kan tahu anak-anak gembira biasa bertemu teman-teman di sekolah, tiba-tiba sekarang harus di rumah," tuturnya lagi.

Baca: Kemnaker Perkuat Peranan Mediator Hubungan Industrial di Masa Pandemi Covid-19

Baca: Perawatan Ditanggung Pemerintah, Mengapa Ada Pasien Covid-19 yang Ditagih RS? Cek Biaya yang Diganti

Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi dalam diskusi Satgas Penanganan COVID-19, yang disiarkan via Youtube BNPB, Minggu (4/10/2020). (tangkap layar youtube BNPB)

Kak Seto juga psikolog ini menekankan, orang tua harus menghindari gaya otoriter selama menemani anak belajar dan bermain.

"Jangan kita memposisikan sebagai bos sebagai komandan yang main perintah saja, lama-lama anak-anak gak betah. Berteman, bersahaba,t berdiskusi bersama jadi anak nyaman sekali di rumah," ungkapnya.

Seorang ketua Rw memanfaatkan fasilitas cuci tangan yang baru di serahkan bagi warga oleh Walikota Cimahi Ajay Muhammad Priatna sebagai penunjang protokol kesehatan dalam upaya melawan covid-19 di Kantor Kelurahan Baros, jalan Haji Haris, Kota Cimahi, Kamis (03/09/2020). Pada hari itu seluruh ketua Rw se Kelurahan Baros akan dibagikan perangkat untuk cuci tangan sebagai upaya melawan covid-19 di kalangan warga dengan memutus rantai penyebaran virus tersebut. (Tribun jabar/zelphi) (TRIBUN JABAR/Zelphi)

Mengajarkan Anak-anak #IngatPesanIbu 3M

Saat pandemi seperti ini, Kak Seto mengatakan, anak-anak perlu diajarkan protokol kesehatan #IngatPesanIbu 3M (Memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan).

Ia menuturkan, orang tua diharapkan menerapkan pola pendidikan yang gembira, lebih demokratis, tanpa kekerasan dan pemaksaan.

"Pada kesempatan berada di rumah ini hindari pola pendidikan yang menggunakan pola kekerasan, tidak pemaksaan. Penting untuk anak gembira, lebih demokratis dengan ide masing-masing melalui diskusi keluarga," jelasnya.

Masker kini menjadi barang penting di tengah pandemi. Bagi orang dewasa tentu sudah terbiasa menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah, namun membiasakan diri kepada anak adalah tugas dari orang tua. Salah satu tips agar anak terbiasa mengenakan masker adalah memastikan anak tahu mengapa dia disarankan mengenakan masker, yang pada dasarnya untuk menjaga diri mereka sendiri dan orang lain agar tetap aman, pastikan masker nyaman dipakai oleh anak dan pilih motif yang sesuai dengan kesukaan anak misal gambar kartun atau tokoh idola. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka) (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)

Di sini, ujar Kak Seto, kreativitas orang tua juga perlu dibangun, misalnya mengajak balita dan anak-anak mengetahui apa itu 3M melalui dongeng atau lagu.

"Maka kreativitas akan berkembang bagaimana menyadarkan bahaya virus corona. Tergantung usia, misalnya balita dengan mendongeng, melihat gambar atau bernyanyi," kata dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini