Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Virus Corona atau Covid-19 telah mewabah di Indonesia selama delapan bulan, tepatnya sedari bulan Maret hingga Oktober 2020 ini.
Kebutuhan masker dan hazmat sempat menjadi satu masalah krusial saat Covid-19 mulai mewabah.
Hal itu dikarenakan banyaknya masyarakat yang menimbun masker dan hazmat untuk kepentingan masing-masing.
Baca juga: Viral Ambulans Dipakai Untuk Antar Seserahan dan Awak Pakai Hazmat, Ini Klarifikasi Pihak Keluarga
Baca juga: Beri Hukuman Malah Banyak yang Melawan, Ini Dilema Ganjar Pranowo Bangun Kesadaran Memakai Masker
"Saat itu masker dan hazmat jadi persoalan besar. Bahannya, harganya, tingginya sudah minta ampun karena semua menjadi seeker," ucap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam webinar Kompas Talks bertema 'Strategi Indonesia Keluar dari Pandemi' bersama Kagama, Sabtu (24/10/2020).
Ganjar kemudian terpaksa mengambil sejumlah langkah strategis untuk mengatasi kebutuhan akan masker dan hazmat.
Salah satunya yakni dengan menggaet sejumlah perguruan tinggi untuk memproduksi masker yang setara dengan masker medis.
"Kemudian bertemu dengan beberapa perguruan tinggi, membuat masker yang dua dan tiga lapis. Yang dua lapis ini diisi di tengahnya menggunakan tisu dan ini bisa menyelesaikan persoalan masker sampai hari ini," jelas Ganjar.
Selain itu Pemprov Jawa Tengah turut mengupayakan untuk memproduksi hazmat secara independen dengan harga yang murah.
Tujuannya untuk mengatasi kebutuhan masker dan hazmat yang begitu mendesak saat awal pandemi mewabah.
"Hazmatnya ada yang kita jahit sendiri dengan harga yang sangat murah, maka itu bisa membantu," ucap Ganjar.