Sampai vaksin dinyatakan aman dan terbukti efektif, tidak ada vaksin yang lebih baik daripada protokol kesehatan yakni melakukan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta Menjaga jarak).
Kebersamaan masyarakat untuk displin pada protokol kesehatan merupakan kunci pencegahan virus corona.
Hal itu diungkap oleh Ketua Tim Pedoman & Protokol dari Tim Mitigasi PB IDI, Dr dr Eka Ginanjar, SpPD-KKV dalam diketerangan tertulisnya, Jumat (9/10/2020).
"Walaupun sulit dan banyak masyarakat belum terbiasa, namun langkah 3M ini adalah cara yang paling efektif hingga saat ini dalam mencegah penularan," kata Eka.
Ia menyadari ketidaknyamanan masyarakat menggunakan masker dalam beraktifitas. Tetapi hal itu harus dilakukan demi kebaikan bersama.
Kondisi saat ini yang harus diwaspadai adalah Orang Tanpa Gejala (OTG) yang bisa saja merasa sehat dan terus beraktifitas dengan mengabaikan protokol kesehatan.
"Disiplin menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun ini adalah bukan hanya menjaga keselamatan diri sendiri, namun juga keluarga dan orang disekitar," jelasnya.
Sementara itu, Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman menilai penanganan Covid-19 yang harus dilakukan pemerintah Indonesia adalah strategi yang mengkombinasikan 3M, 3T, serta vaksinasi.
Ia mengingatkan, vaksin bukan menjadi akhir perlawanan terhadap Covid-19.
Penerapan protokol 3M Covid- 19 serta, 3T yakni Test, Trace, dan Treat atau wajib tetap dilaksanakan.
"Tidak serta merta vaksin akan jadi peluru ajaib kita. Sekali lagi kita memerlukan strategi 3T dan 3M ini untuk dikombinasikan dengan strategi vaksinasi. Jangan sampai terlalu euforia vaksin itu posisinya di jangka panjang dalam strategi pengendalian," ujar dia beberapa waktu lalu.