Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berdasarkan survei yang dilakukan Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) bekerja sama dengan Kawal Covid dan Cek Diri menyatakan 66 persen Puskesmas masih kekurangan masker N95.
Selain itu, Direktur Kebijakan CISDI Olivia Herlinda mengatakan berdasarkan survei tersebut 43 persen Puskesmas merasa masih kurang gaun medis dan 40 persen masih merasa kekurangan masker bedah.
Padahal APD esensial tersebut, kata Olivia, juga penting untuk memastikan bahwa tenaga kesehatan sebagai garda terdepan dalam layanan bisa terlindungi maksimal dengan adanya ketersediaan APD yang cukup.
Baca juga: CISDI: Perlu Ada Pelatihan Secara Rutin untuk Petugas Puskesmas Terkait Covid-19
Untuk itu, pemerintah dinilai perlu memberikan APD esensial yang cukup dan melalukan tes PCR rutin kepada tenaga kesehatan di puskesmas berdasarkan hasil survei tersebut.
Hal tersebut disampaikannya dalam acara Peluncuran Hasil Survei Kebutuhan Puskesmas di Masa Pandemi secara virtual pada Kamis (5/11/2020).
"Perlindungan yang optimal untuk tenaga kesehatan kita sebagai garda terdepan melalui adanya pemberian tes PCR secara reguler dan juga APD yang cukup tentunya," kata Olivia.
Baca juga: Jakarta Jadi Wilayah Target Vaksinasi Covid-19, Wagub DKI: Kami Siap
Olivia menjelaskan survei yang dilakukannya tersebut bertujuan untuk melihat seberapa jauh Puskesmas siap dalam penanganan pandemi covid-19 dari beberapa aspek.
Aspek pertama yakni kapasitas puskesmas dalam pengendalian dan pencegahan infeksi; kedua kapasitas tes, lacak, dan isolasi; ketiga disrupsi layanan kesehatan esensial selama masa pandemi; dan keempat upaya pencegahan dan promosi kesehatan.
Survei tahap pertama tersebut, kata Olivia, pada tanggal 14 Agustus sampai 7 September 2020.
Rencananya, kata Olivia, survei tersebut akan digelar per kuartal sebagai tolok ukur penguatan Puskesmas.
Baca juga: AS Pecahkan Rekor Baru Penambahan 102 Ribu Kasus Covid-19 dalam Sehari, Terjadi di Tengah Pemilu
Olivia mengatakan survei tersebut melibatkan sebanyak 765 responden perwakilan 647 puskesmas dari 259 kabupaten/kota di 34 provinsi.
Secara demografi, kata Olivia, lima provinsi teratas dalam survei tersebut antara lain Jawa Barar, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta.
Berdasarkan profesi, ia mengatakan, responden didominasi oleh Dokter Umum, Perawat, tenaga Promosi Kesehatan.
"Responden paling banyak mengisi survei adalah Kepala Puskesmas, penanggung jawab upaya kesehatan masyarakat esensial, dan penanggung jawab upaya kesehatan per orang," kata Olivia.