TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng M Faqih menilai, cuti bersama memicu lonjakan kasus Covid-19.
Untuk mencegah ke depan terjadi lonjakan Covid-19 yang besar, sebenarnya IDI memohon pemerintah untuk mempertimbangkan barangkali kebijakan libur bersama.
"Cuti bersama ini ditiadakan kalau bisa," ungkap Daeng M Faqih dalam keterangannya, Selasa (1/12/2020).
Daeng melanjutkan, beban petugas medis dan kesehatan di rumah sakit sudah berat selama delapan bulan penanganan virus corona ini apalagi jika ada lonjakan kasus.
Dari catatan IDI, ia menyebut 180 dokter meninggal dunia karena terinfeksi Covid-19.
"Kalau penularan tinggi seperti ini terus terjadi memang beban berat di rumah sakit petugas kesehatan semakin berat," tutur Daeng.
Baca juga: Vaksin Moderna Diklaim Ampuh 100 Persen Sembuhkan Pasien Corona Akut
Ia pun meminta masyarakat dan semua pihak untuk berkolaborasi bersama melakukan strategi preventif pencegahan yaitu dengan 3M (memakai masker, menjaga jarak aman dan mencuci tangan pakai sabun).
"3M ini tugas kita bersama sehingga kalau kita tidak komitmen untuk melakukan pencegahan penularan bersama-sama maka seterusnya akan terjadi penularan yang tinggi," harapnya.
Pilah Kegiatan Libur
Pemerintah mengingatkan masyarakat memilah kegiatan libur akhir tahun agar terhindar dari penularan Covid-19.
Pasca liburan terjadi lonjakan kasus Covid-19 secara signifikan.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, ada tiga
periode libur panjang pada masa Pandemi Covid-19 yang menyebabkan kasus Covid-19 meningkat.
"Penting untuk diketahui kenaikan kasus positif pada masa libur panjang disebabkan oleh penularan yang masih terjadi akibat kurang disiplinnya masyarakat terhadap protokol kesehatan, terutama menjaga jarak dan menjauhi kerumunan," kata Wiku.
Baca juga: Anies Baswedan & Wakil Gubernur DKI Positif Corona, Ridwan Kamil Beri Tanggapan, Panjatkan Doa Ini
Pada periode libur panjang hari raya Idul Fitri 22-25 Mei misalnya, kata Wiku, terdapat peningkatan kasus positif sebesar 69 persen sampai dengan 93 persen pada tanggal 28 Juni 2020.
Lalu libur panjang peringatan HUT-RI pada 20-23 Agustus 2020 berdampak pada peningkatan kasus positif sebesar 58 persen sampai dengan 118 persen pada pekan 1 sampai 3 September 2020.
"Kemudian terakhir libur panjang 28 Oktober sampai dengan 1 November 2020, yang berdampak pada peningkatan kasus positif sebesar 17 sampai 22 persen pada 8 November sampai 22 November 2020," katanya.
Berdasarkan data tersebut pemerintah melakukan evaluasi untuk mengantisipasi dampak penyebaran Covid-19 akibat libur panjang akhir tahun mendatang.
Evaluasi merujuk pada antisipasi yang dilakukan pada hari raya Oktober lalu karena peningkatan temuan kasus positifinya jauh lebih kecil dibandingkan periode libur panjang Mei dan Agustus 2020.
"Jika dibandingkan dengan libur panjang pada Agustus 2020.
Penurunan kasus positif ini menjadi evaluasi dan pembelajaran bagi kita semua dalam menghadapi periode libur panjang pada akhir tahun 2020," pungkasnya.
Kurangi Cuti
Kepala Staf Presiden Moeldoko mengungkapkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memberikan petunjuk agar jumlah hari libur akhir tahun atau cuti bersama dikurangi atau dipersempit.
Baca juga: Update Corona 1 Desember 2020 di Indonesia: 10 Provinsi dengan Kasus Tertinggi dan Terendah
Keputusan resmi mengenai libur panjang tersebut menurut Moeldoko akan dirapatkan
terlebih dahulu bersama menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy pada sore nanti pukul 16.30 Wib.
"Untuk libur panjang presiden sudah memberikan petunjuk apa itu, supaya disempitkan. Akan ada SKB beberapa menteri," kata Moeldoko dalam konferensi pers di kantornya, Selasa (1/12).
Menurut Mantan Panglima TNI tersebut perintah Presiden agar jumlah hari libur dikurangi, harus dilaksanakan karena berdasarkan pengalaman, libur panjang menyebabkan jumlah kasus positif melonjak.
"Kita tidak ingin munculnya sebuah klaster baru, ini juga mereferensi yang terjadi di luar.
Berdasarkan referensi itu kita lebih berhati-hati ke depan," pungkasnya. (tribun network/yuda/rina)