Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Pemerintah Moskow, Rusia ingin melakukan vaksinasi virus corona atau Covid-19 kepada tujuh juta orang di tengah lonjakan jumlah kasus baru.
Hal itu disampaikan Walikota Moskow, Sergei Sobyanin seperti dilansir Reuters, Senin (7/12/2020).
Moskow mulai mendistribusikan dosis vaksin Sputnik V melalui 70 klinik, Sabtu (5/12/2020) untuk kelompok yang paling banyak terpapar.
Hal tersebut sekaligus menandai vaksinasi skala besar pertama Rusia terhadap penyakit Covid-19.
"Dalam perencanaan, kami harus memvaksinasi enam hingga tujuh juta orang," kata Sobyanin kepada TV setempat, Rossiya-1 dalam sebuah wawancara yang dipublikasikan pada Minggu (6/12/2020) waktu setempat.
Baca juga: Menko PMK: Vaksinasi Covid-19 Tidak Asal Hantam Rata
Rusia melaporkan rekor peningkatan kasus harian sebanyak 29.039 kasus baru.
Dengan demikian total kasus nasional menjadi 2.460.770, terhitung sejak pandemi dimulai.
Sementara jumlah kasus kematian nasional, otoritas Rusia mencatat kenaikkan menjadi 43.141 orang.
Rusia, yang memiliki jumlah kasus virus corona tertinggi keempat di dunia menaruh harapan tinggi pada vaksinnya.
Namun, sejumlah ilmuwan dunia telah menyampaujan kekhawatirannya tentang kecepatan persetujuam sebelum menyelesaikan proses uji klinis III.
Perintah Putin
Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan dilakukannya vaksinasi virus corona atau Covid-19 secara massal terhadap warganya.
Saat ini Rusia sedang berlomba untuk menurunkan lonjakan kasus yang disebabkan virus ini dan berupaya menjadi yang pertama di dunia dalam upaya pendistribusian vaksinnya secara luas.
Didampingi para pejabatnya, dalam sebuah video conference, Putin mengeluarkan perintah itu hanya beberapa jam setelah otoritas kesehatan di Inggris menyetujui vaksin Pfizer.
Baca juga: Sandiaga Uno Positif COVID-19, Akan Lakukan Isolasi Mandiri Bersama Istri
Dikutip dari laman NPR, Jumat (4/12/2020), menurut angka yang dirilis pemerintah Rusia, negara itu memiliki lebih dari 2,3 juta kasus corona, angka ini merupakan kasus tertinggi keempat di dunia setelah Amerika Serikat (AS), India, dan Brazil.
Pada Kamis malam, Rusia telah melewati rekor harian terbarunya yakni 589 kasus kematian karena Covid-19, angka ini menambah jumlah kematian di negara itu menjadi 41.053.
Pemerintah Rusia bertaruh pada vaksin buatan negaranya yang disebut 'Sputnik V' untuk membantu menghentikan penyebaran Covid-19.
Baca juga: 14 Guru SMPN 3 Jekulo Kudus Positif Covid-19, Mayoritas Isolasi Mandiri, Tiga Dirawat di RS
Putin pun mengumumkan pendaftaran vaksin tersebut ke Kementerian Kesehatan Rusia pada Agustus lalu, saat ia mengatakan bahwa salah satu putrinya telah mencobanya.
Sejak saat itu, ia menyebut Sputnik V yang masih dalam uji klinis fase tiga ini sebagai 'vaksin terdaftar pertama di dunia' untuk melawan Covid-19.
Nama vaksin ini sama dengan satelit buatan pertama di dunia, yang diluncurkan Uni Soviet pada tahun 1957 silam.
Hal ini mengindikasikan bahwa Rusia sedang menunjukkan bahwa negara itu memandang upaya pengembangan vaksin ini sebagai suatu kompetisi.
Pada November lalu, setelah Pfizer mengumumkan bahwa hasil sementara uji coba mereka menunjukkan vaksinnya lebih dari 90 persen efektif melawan Covid-19, peneliti dari pemerintah Rusia yang mengembangkan Sputnik V mengklaim vaksin mereka memiliki efektivitas mencapai 92 persen.
Kemudian saat Pfizer menaikkan tingkat efektivitasnya menjadi 95 persen, para pengembang Sputnik V 'membalasnya' dengan mengumumkan efektivitas vaksin Rusia 'lebih dari 95 persen'.
Mengingat margin kesalahan dalam uji klinis, perbedaan persentase kemungkinan tidak terlalu signifikan secara statistik.
Selama presentasi vaksin pada hari Rabu lalu di Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko mengatakan lebih dari 100.000 orang telah divaksinasi menggunakan Sputnik V.
Produsen Sputnik V pun berencana untuk mulai memproduksi vaksin ini di negara lainnya, termasuk India dan Korea Selatan (Korsel).
Dalam pertemuan dengan para pejabatnya, Putin mengatakan Rusia akan memproduksi lebih dari 2 juta dosis Sputnik V dalam beberapa hari mendatang.
Ia juga menyampaikan bahwa pemberian vaksinasi dapat dimulai secara massal pada akhir pekan depan.
Vaksinasi pertama akan diberikan kepada petugas medis dan para guru.
Rusia mengatakan vaksinasi massal ini akan diberikan secara gratis dan dilakukan atas dasar sukarela.
Pada hari Rabu lalu, Juru bicara Putin, Dmitry Peskov, mengatakan kepada awak media setempat bahwa ia tidak dapat memastikan apakah Rusia perlu mengimpor vaksin buatan luar negeri.
Hingga kini, masih belum jelas seberapa besar permintaan untuk Sputnik V.
Dalam satu jajak pendapat yang dilakukan baru-baru ini di Rusia, 22 persen responden mengatakan mereka bersedia mendapatkan vaksin buatan Rusia, sementara 44 persen menyatakan tidak.
Sedangkan dalam jajak pendapat lain yang dilakukan oleh Partai Rusia Bersatu yang berkuasa di negara itu, 73 persen responden mengatakan mereka sama sekali tidak punya rencana untuk mendapatkan vaksinasi ini. (Reuters/Sputnik)