News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Kriteria Ideal Vaksin Berkualitas Menurut Satgas Covid-19

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Vaksin Covid-19 buatan Sinovac tiba di terminal cargo Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Minggu (6/12/2020). Selanjutnya vaksin asal Cina tersebut langsung dikirim ke Kantor Pusat Bio Farma di Kota Bandung. TRIBUNNEWS/BIRO PERS/MUCHLIS Jr

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Sebanyak 1,2 juta vaksin Covid-19 buatan perusahaan farmasi Sinovac, China telah tiba di Indonesia pada Ahad  (6/12/2020) lalu.

Dengan tibanya vaksin tersebut maka program vaksinasi akan segera dilakukan.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Wiku Adisasmito menegaskan bahwa pemerintah menjamin keamanan vaksin yang diberikan kepada masyarakat di Indonesia.

Ia kemudian memaparkan kriteria ideal vaksin yang berkualitas, dilihat dari aspek efikasi dan efektivitas.

"Kedua aspek ini memiliki peran untuk mengukur manfaat vaksin dalam pengendalian terhadap Covid-19," kata Wiku, Jumat (11/12/2020).

Baca juga: Menkeu Sri Mulyani: Vaksin Sudah Diimpor, Virus Corona Belum Tentu Bisa Dikendalikan

Aspek efikasi menurut Wiku yaitu mengenai kemampuan vaksin mencegah penyakit dan menekan penularan di kondisi ideal dan terkontrol.

Hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji klinik vaksin di laboratorium yang dilakukan kepada populasi dalam jumlah yang terbatas.

Sementara itu aspek efektivitas yaitu penilaian kemampuan vaksin melindungi masyarakat heterogen secara luas.

Terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas vaksin antara lain faktor pertama ialah faktor penerima vaksin.

"Seperti usia. komorbid, riwayat infeksi sebelumnya, serta jangka waktu semenjak vaksinasi dilakukan," kata dia.

Faktor kedua yakni faktor karakteristik dari vaksin tersebut seperti jenis vaksin, aktif atau inactivated, komposisi vaksin dan juga cara penyuntikannya.

"Faktor ketiga adalah kecocokan strain pada vaksin dengan strain pada virus yang beredar di masyarakat," katanya.

Lebih jauh Wiku menjelaskan, agar dapat mengetahui aspek efektivitas vaksin maka perlu adanya data surveilans untuk melihat perkembangan kasus serta memantau dampaknya.

Selain itu data imunisasi untuk melihat cakupan imunisasinya  serta data klinis individu pendukung untuk melihat aspek lain yang mempengaruhi kondisi kesehatan individu.

"Sedangkan terkait dengan efisiensi vaksin mata kita dapat melihat bagaimana sebuah pembelanjaan vaksin dapat mencegah pengeluaran biaya kesehatan yang lain untuk menangani orang yang sakit akibat penyakit tersebut," tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini