News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penanganan Covid

Hari Ini WHO Bertemu Bahas Varian Baru Virus Corona

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi virus corona

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM,  JENEWA –-  Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan mengadakan pertemuan  pada Rabu (23/12/2020) untuk membahas strategi melawan varian baru yang lebih menular dari virus corona yang telah muncul di Inggris.

"Membatasi perjalanan untuk memutus mata rantai penyebaran adalah bijaksana, sam;pai kita memiliki informasi yang lebih baik," Direktur Regional WHO untuk Eropa, Hans Kluge men-tweet, seperti dilansir Reuters, Rabu (23/12/2020).

Namun, lembaga yang berbasis di Jenewa telah mengatakan mutasi atau varian baru virus itu adalah bagian normal dari evolusi pandemi. WHO juga memuji Inggris karena mendeteksinya.

Baca juga: WHO: Peluncuran Terbatas Vaksin Pfizer-BioNTech pada Akhir Januari 2021

Ketika truk-truk yang dilarang memasuki Prancis didukung sepanjang bermil-mil jalan raya di Inggris selatan, WHO juga mengatakan transportasi kargo untuk persediaan penting seperti makanan, obat-obatan dan bahan bakar harus diprioritaskan dan difasilitasi.

"Rantai pasokan untuk barang-barang penting dan  perjalanan penting harus tetap dibuka," kicau Kluge.

Pembuat vaksin termasuk BioNTech dan Moderna berebut untuk menguji vaksin Covid-19 buatan mereka terhadap varian baru.

Baca juga: WHO Komunikasi Intens dengan Pejabat Inggris terkait Temuan Strain Virus Corona Baru

WHO mengulangi bahwa belum ada cukup informasi untuk menentukan apakah varian baru dapat mempengaruhi kemanjuran vaksin.

 Sebelumnya WHO memperingatkan tidak perlu terlalu khawatir terhadap  varian baru virus corona yang muncul di Inggris.
 

WHO mengatakan varian baru Covid-19 itu adalah bagian normal dari evolusi pandemi.

Bahkan para pejabat WHO memberikan padangan positif pada penemuan varian baru yang mendorong banyak negara khawatir untuk memberlakukan pembatasan perjalanan di Inggris dan Afrika Selatan, karena alat-alat baru untuk melacak virus itu bekerja.

Baca juga: WHO: Beijing Buka Diri Untuk Kedatangan Tim Penyelidik Asal-Usul Covid-19 ke China

"Kita harus menemukan keseimbangan. Sangat penting untuk memiliki transparansi, sangat penting untuk memberi tahu publik seperti itu, tetapi juga penting untuk mengatakan ini adalah bagian normal dari evolusi virus," kata kepala Kedaruratan WHO Mike Ryan, seperti dilansir Reuters, Selasa (22/12/2020).

"Mampu melacak virus ini dengan cermat, hati-hati, ini secara ilmiah secara real time adalah perkembangan positif nyata bagi kesehatan masyarakat global, dan negara-negara yang melakukan pengawasan ini harus dipuji."

Mengutip data dari Inggris, pejabat WHO tidak menemukan bukti bahwa varian baru itu membuat orang lebih sakit atau lebih mematikan daripada varian Covid-19 yang ada, meskipun tampaknya lebih cepat menyebar.

“Negara-negara yang memberlakukan pembatasan perjalanan bertindak karena menerapkan prinsip kehati-hatian di saat menilai risiko,” kata Ryan.

Dia menambahkan: "Tindakan itu bijaksana. Tetapi penting juga bahwa semua orang mengakui ini terjadi, varian-varian ini ada."

Pejabat WHO mengatakan mutasi virus corona sejauh ini jauh lebih lambat dibandingkan dengan influenza.

Bahkan varian baru Inggris tetap jauh lebih sedikit menular daripada penyakit lain seperti gondokan.

 Mereka mengatakan vaksin yang dikembangkan untuk memerangi Covid-19 harus bisa menangani varian baru, meskipun pemeriksaan sedang berlangsung untuk memastikan hal ini.

"Sejauh ini, meskipun kami telah melihat sejumlah perubahan, sejumlah mutasi, tidak ada yang membuat dampak signifikan pada kerentanan virus terhadap salah satu terapi, obat-obatan atau vaksin yang saat ini digunakan dalam pengembangan dan satu harapan yang akan terus terjadi," kata Kepala Ilmuwan WHO Soumya Swaminathan. (Reuters)

 
 
 
 
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini