News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penanganan Covid

Jubir BPOM: EUA Tak Gantikan Izin Edar Vaksin, Tapi Sudah Layak Digunakan

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas medis menunjukkan contoh (dummy) vaksin covid saat simulasi vaksinasi Covid-19 yang dilakukan di RSI Jemursari, Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (18/12/2020). Acara simulasi vaksinasi dihadiri Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dan Ketua Umum MUI, KH Miftachul Akhyar. Surya/Ahmad Zaimul Haq

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari BPOM, Lucia Rizka Andalusia mengatakan emergency use authorization (EUA) atau izin darurat penggunaan vaksin covid-19 tidak dapat menggantikan izin edar vaksin.

Namun, izin itu memperbolehkan vaksin layak untuk digunakan guna menurunkan angka kejadian infeksi untuk menurunkan angka kematian akibat dari covid-19 di masyarakat.

“EUA tidak menggantikan uji edar, karena belum selesai pemantauannya, tapi sudah layak untuk digunakan guna menurunkan angka kejadian infeksi yang ujungnya menurunkan angka kematian akibat dari covid,” kata Lucia di webinar Alinea id soal kehalalan dan keamanan vaksin covid-19, Selasa (5/1/2020).

Baca juga: Data Awal Hasil Uji Klinis Vaksin Sinovac, Jubir BPOM: Tidak Ada Efek Samping Serius

Baca juga: Pertama Kalinya, Inggris Suntikkan Vaksin Covid-19 untuk Pasien Dialisis

Lucia memastikan bahwa setelah atau pasca pemberian EUA, BPOM terus akan memantau uji klinik vaksin coid-19 sampai 6 bulan hingga 1 tahun kedepan.

Namun untuk penggunaan vaksin di masyarakat juga akan dipantau oleh KIPI (kejadian ikutan Pasca imunisasi) untuk keamanan di masyarakat.

“Khusus untuk subjek uji klinik ini kita (BPOM) akan melakukan pemantauan lebih tepat lagi,” ujar Jubir Vaksinasi dari BPOM tersebut.

Ia optimis bahwa vaksinasi dapat menjadi salah satu solusi mengatasi krisis akibat pandemi.

Berkaitan dengan munculnya strain baru sars cov2, Lucia tak memungkiri bahwa perlu ada penelitian lebih lanjut.

Petugas kepolisian dan Brimob berjaga di Gudang farmasi Dinkes Jawa Tengah di Kawasan Industri Tambak Aji yang menyimpan Vaksin Covid 19 dari Bio Farma Bandung, Senin (4/1/21). Vaksin yang disimpan sebanyak 62.560 dosis vaksin covid-19. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka) (TRIBUN JATENG/TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA)

Namun ia mengatakan pada teorinya mutasi-mutasi strain virus sars cov2 tidak mempengaruhi struktur protein yang akan menjadi target dari vaksin yang ada.

“Jadi kita harap sementara ini dan nanti kedepannya vaksin-vaksin ini bisa cocok untuk semua strain virus,” ujar Jubir BPOM soal vaksinasi tersebut.

Kendati masih menunggu hasil uji klinik di Bandung, pihaknya sudah mendapat data-data awal uji klinik vaksin Sinovac dari pemantauan selama satu bulan setelah penyuntikan.

Data awal yang sudah diterima tersebut berupa data imunogenisitas dan data keamanan. Namun pihaknya belum mendapat data efikasi.

Lucia melaporkan dari data keamanan, vaksin dikatakan cukup aman dan tidak ada efek samping yang serius yang dilaporkan berkaitan dengan penggunaan vaksin.

Sedangkan untuk imunogenisitas sudah menunjukan pembentukan antibodi yang bagus dalam tubuh, sehingga bisa menunggu pengamatan lebih jauh, yakni 3 bulan setelah penyuntikan.

“Karena kita tidak akan membiarkan kasus dan angka kematian meningkat terus dengan tajam, maka dengan 50 persen memproteksi saja sudah cukup bagus, karena bisa dianggap menurunkan angka kejadian 50 persen,” kata Lucia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini