Sementara, kelompok orang yang tidak divaksin bisa lebih mudah tertular Covid-19 karena hanya memiliki satu 'perisai'.
Baca juga: Vaksin Covid-19 Gratis! Cek Penerima Akses pedulilindungi.id/cek-nik, Siapkan NIK KTP
Baca juga: Erick Thohir Jamin Tak Ada Cip di Dalam Vaksin Tapi Barcode yang Tertera, Ini Fungsinya
"Kelompok divaksin sama kelompok yang tidak vaksin sama-sama sudah punya perisai yaitu imunitas bawaan."
"Nah orang yang sudah divaksin itu dapat tambahan lagi perisainya jadi 3, sementara orang yang gak divaksin punya 1 perisai."
"Jadi kalau yang tidak divaksin begitu virus masuk mudah ditembus karena hanya punya 1 perisai," ujar Tonang.
Keunggulan Vaksin Sinovac menurut Epidemiolog
Sebelumnya diberitakan, Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga Surabaya, Dr dr M Atoillah Isfandiari MKes membeberkan sejumlah kelebihan dari vaksin Covid-19 keluaran Sinovac.
Keunggulan ini terlepas dari nilai efikasi vaksin Sinovac yang jauh lebih rendah dibanding vaksin lainnya.
Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melaporkan vaksin Sinovac memiliki efikasi vaksin sebesar 65,3 persen.
Kelebihan vaksin Sinovac pertama menurut Ato terletak di bagian efek samping dari vaksin itu tercatat kurang dari 1 persen. Artinya, memiliki safety sangat tinggi.
"Beda dengan yang lain walaupun efikasinya 90 persen tetapi menggunakan teknologi baru yaitu mRNA."
"Teknologi baru di sisi lain dalam jangka pendek mungkin bisa diamati dampaknya pada saat uji klinis."
"Jangka panjang mereka belum tahu karena ini adalah platform baru," papar Ato, Kamis (14/1/2021), dikutip dari Surya.co.id.
Vaksin Sinovac juga relatif mudah disimpan, maupun logistiknya tidak membutuhkan cold chain atau rantai dingin yang canggih seperti vaksin Pfizer yang membutuhkan penyimpanan minus 70 derajat.
Yakni, dengan disimpan di dalam kulkas biasa saja masih dapat memungkinkan.