TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menuturkan soal kemungkinan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 secara mandiri.
Namun, ia menekankan jangan sampai vaksin Covid-19 dimonopoli hanya untuk kepentingan tertentu, sehingga golongan mampu bisa mendapatkan vaksin lebih dahulu.
"Jadi, adanya program yang masuk ke sana (vaksinasi mandiri) kita oke.
Tapi ada satu catatan, jangan sampai seperti yang sekarang terjadi. Negara kaya, golongan kaya, dapat (vaksin) duluan dibandingkan dengan orang yang tidak mampu," ujar Budi, dalam acara KOMPAS 100 CEO Forum yang digelar virtual, Kamis (21/01/2021).
Budi mengingatkan bahwa sifat vaksinasi Covid-19 sangat sosialis dan bukan porgram yang hanya mementingkan individu.
Baca juga: Per 20 Januari, Terjadi Tambahan 3.786 Kasus Positif Corona di DKI Jakarta
Baca juga: Ditarget Presiden Jokowi 12 Bulan Selesaikan Vaksinasi Covid-19, Menkes Akan Libatkan RS Swasta
Sehingga, vaksin gratis yang sudah diprogramkan oleh pemerintah harus dijamin tersalurkan ke seluruh Indonesia.
Menurut Budi, pemerintah membolehkan kalangan CEO dan konglomerat jika ingin membantu pendistribusian vaksin melalui program vaksinasi mandiri.
Kendati demikian, ia mengungkapkan tiga hal yang harus menjadi acuan. Pertama, vaksinasi Covid-19 ditujukan untuk seluruh rakyat, tidak boleh hanya untuk satu kelompok saja.
Kedua, vaksin harus diberikan secara merata, untuk semua golongan.
"Saya yakin para CEO ingin dapat akses lebih dulu dan anda mampu untuk dapat itu. Tapi tolong pikirkan seluruh rakyat Indonesia. Karena tidak ada gunanya juga kita disuntik dan yang lain tidak," tegas Budi.
Ketiga, Budi meminta vaksin untuk masyarakat diberikan secara gratis sebagai hak warga negara.
"Apapun mekanismenya tadi, asalkan itu secepat-cepatnya, sebanyak-banyaknya dan semurah-murahnya untuk seluruh rakyat Indonesia," ucap Budi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menkes: Jangan Sampai Golongan Kaya Dapat Vaksin Lebih Awal Dibanding yang Tidak Mampu",
Penulis : Dian Erika Nugraheny