TRIBUNNEWS.COM - Update kasus positif virus Corona atau Covid-19 di Indonesia yang tercatat pada Selasa (23/2/2021).
Kasus positif virus Corona tercatat ada penambahan sebanyak 9.775 kasus.
Sehingga saat ini total kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 1.298.608 kasus dari sebelumnya sebanyak 1.288.833 kasus.
Baca juga: Tingkatkan Kewaspadaan Hadapi Penyebaran Covid-19 dari Luar Negeri
Baca juga: HNW Tolak Penghapusan Santunan Korban Meninggal Covid-19 Oleh Kemensos
Hal itu tercatat dalam website resmi Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, covid19.go.id, pada Selasa sore pukul 15.41 WIB.
Kabar baiknya, sebanyak 7.996 pasien Covid-19 dinyatakan sembuh.
Jumlah pasien sembuh diketahui bertambah menjadi 1.104.990 dari sebelumnya sebanyak 1.096.994 pasien.
Baca juga: Daftar Lengkap RT di Surabaya yang Masuk Zona Merah Covid-19, Total Ada 22 Titik
Baca juga: 17 Juta dari Guru, TNI dan Polri Siap untuk Divaksinasi Covid-19
Sementara pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19 bertambah sebanyak 321 pasien.
Sehingga total pasien yang meninggal dunia karena Covid-19 menjadi 35.014 dari sebelumnya 34.691.
Penambahan kasus positif Covid-19 itu tersebar di seluruh wilayah provinsi di Indonesia.
Baca juga: Kiprah Teknisi Indihome, Pahlawan Internet Stabil di Zona Merah Covid-19
Baca juga: Tak Dianjurkan Pakai Masker dengan Tali Pengait, Satgas Covid-19 Beri Penjelasan
Tak Dianjurkan Pakai Masker dengan Tali Pengait, Satgas Covid-19 Beri Penjelasan
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, masker telah menjadi kebutuhan wajib dalam setiap aktivitas di masa pandemi covid-19.
Dalam memakai masker, ada hal yang harus dilakukan agar masker efektif mencegah virus tersebut.
Pemakaian masker ini memunculkan tren baru. Penggunaan masker disertai tali pengait yang mengantung di leher sedang menjadi tren.
Baca juga: Pengacara Kondang Hotman Paris Terima Vaksin Covid-19 di RSUD Koja, Nakes Rebutan Foto
Baca juga: Rawat 300 Pasien Covid-19, Tenaga Kesehatan Wisma Atlet Ungkap Banyak Kehilangan Waktu dan Tenaga
Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas COVID-19 Brigjen TNI (Purn) dr. Alexander K. Ginting, Sp.P (K), FCCP tidak menganjurkan penggunaan masker bertali tersebut.
Alasannya, tali berpotensi menjadi tempat penyebaran virus corona.
Ia menyarankan agar masker digunakan secara fit agar hidung dan mulut tertutup penuh.
Baca juga: Tips Kelola Stress Selama Covid-19 Ala Sekjen Kemenkes, Senang Gembira, Lupakan Lelahnya Pekerjaan
Baca juga: Pengalaman Novel Baswedan dan Jurnalis KPK Usai Terima Vaksin Covid-19 Tahap Pertama
"Kalau kita turunkan masker ke tali pengait itu maka akan kena ke hijab kita, kena ke baju itu juga terkena. Maka bagian dalam masker itu jangan sampai kontak dengan yang lain-lain kecuali dengan anggota tubuh kita," ungkapnya seperti dikutip dari siaran BNPB, Selasa (23/2/2021).
Selain itu, kebiasaan menyentuh masker yang diturunkan dan dinaikan juga dapat berisiko tertular virus corona.
Pastikan mencuci tangan sebelum maupun sesudah menyentuh masker.
Baca juga: Positif Covid-19 Pasca Vaksinasi, Mengapa Bisa Terjadi? Begini Penjelasannya
Baca juga: Update 23 Februari: Total 3.270 WNI Terpapar Covid-19 di Manca Negara, 2.350 Sembuh, 171 Meninggal
"Pastikan saat memegang masker tangan bersih. Karena sisi luar masker berfungsi menyaring droplet saat kita berbicara," ujar dia.
Alexander mengatakan, penggunaan masker yang tepat dan benar memberikan perlindungan efektif agar tidak terpapar Covid-19.
Jika berada di rumah sakit atau akan berkunjung ke rumah masker N95 lebih disarankan untuk dipakai.
Baca juga: Kemendikbud: Peningkatan Tata Kelola Pendidikan Dibutuhkan di Tengah Pandemi Covid-19
Baca juga: 26 Orang yang Berkantor di Gedung DPRD Kota Kupang Terpapar Covid-19, 6 di Antaranya Anggota Dewan
Sementara, jika berada di ruang publik masker medis dapat gunakan.
Kemudian, masker kain disarankan digunakan ke tempat dengan interaksi yang sangat terbatas misalnya bertani maupun ke peternakan.
"Kalau di rumah saja atau ke tempat yang cukup kita kenal baik penularanya kita pakai masker kain. Ini yang harus kita ingat, virus ada dimana-mana. Jadi bukan tidak boleh menggunakan masker kain, ujarnya.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Rina Ayu Panca Rini)