TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menanggapi adanya laporan pembekuan darah usai disuntik vaksin AstraZeneca, Indonesia menunda pendistribusian vaksin asal farmasi Inggris ini.
Hal itu didasari rapat antara BPOM dan Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) seperti yang disampaikan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dr dr Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS saat menanggapi pertanyaan media dalam kegiatan daring bersama Ombudsman RI, Senin (15/3/2021).
"BPOM dan ITAGI dua hari lalu sudah rapat dan hasil rapat itu menyarankan kita menunda dulu distribusi AstraZeneca," ujar Maxi.
Sampai saat ini Maxi melanjutkan, pemerintah belum melakukan distribusi vaksin AstraZeneca.
Menurutnya pemerintah terus memantau hasil kajian yang dilakukan oleh BPOM maupun ITAGI.
"Terkait astrazeneca kami masih menunggu hasil kajian data dari BPOM. Kita belum mendistribusikannya menunggu hasil kajian BPOM dan ITAGI," ungkap Maxi.
"Bukan tidak memakai tapi kita menunggu hasil kajian dari negara-negara yang sudah memakai," lanjut dia.
Baca juga: Ditangguhkan di Eropa, Pemerintah Pantau Perkembangan Vaksin AstraZeneca
Diketahui, sebanyak 1.113.600 dosis vaksin AstraZeneca tiba di Indonesia pada Senin (8/3).
Vaksin tersebut didapat Indonesia melalui jalur multilateral Global Alliance for Vaccine and Immunization (GAVI)/COVAX).
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan akan mengalokasikan vaksin tersebut untuk vaksinasi tahap kedua yakni lansia dan petugas pelayanan publik.