Menanggapi informasi tersebut, Kepala Dinas kesehatan Kudus, Mas'ut, membenarkan memang banyak tenaga kesehaan yang berjatuhan terkonfirmasi Covid-19.
Meski begitu, Mas'ut mengatakan pihaknya bersama pada tenaga kesehatan akan tetap memaksimalkan tenaga untuk menangani para pasien.
"Tenaga kesehatan memang banyak yang tumbang, tapi kita (tetap) maksimalkan tenaga, (Bahkan) kita sudah dapat bantuan dari pemrintah, (yakni sebanyak) 81 orang," terang Mas'ut.
Baca juga: Kasus Corona di Kudus dan Bangkalan Melonjak, TNI-Polri Bantu Upaya Pengendalian
Dikabarkan Iwhan, para tenaga kesehatan rencananya akan diperbantukan sampai lonjakan kasus di Kabupaten Kudus ini bisa kembali normal.
"Para tenaga kesehatan rencanaya akan diperbantukan, hingga lonjakan kasus ini bisa turun seperti sedia kala," terang Iwhan.
Iwhan mengabarkan, pada hari Minggu,6/6/2021), TNI-Polri meninjau ke lapangan, setidaknya kasus aktif di Kabupaten Kudus mencapai 1500 jiwa.
Sementara saat ini, data yang diperoleh dari Iwhan yakni sebayak 1987 pasien.
Dari 1987 pasien, sekira 304 jiwa telah dikirim ke asrama haji Donohudan, Kabupaten Boyolali.
Lonjakan Kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus Telah Terprediksi
Dikutip dari Tribunnews.com, Rabu (9/6/2021), Ganjar mengatakan bahwa lonjakan kasus yang terjadi di Kudus telah terprediksi.
Baca juga: Kapolri Siapkan Manajemen Kontijensi untuk Tekan Lonjakan Kasus Baru Covid-19 di Kudus
Usai libur panjang, sejumlah wilayah di Jateng akan mengalami kenaikan kasus Covid-19.
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Jawa Tengah dalam hal ini mencatat, setidaknya ada delapan Kabupaten/Kota yang mengalami kenaikan kasus secara signifikan.
Delapan daerah yang dimaksud tersebut meliputi Sragen, Tegal, Brebes, Banyumas, Cilacap, Karanganyar, Wonogiri, dan Kudus.
“Ini terprediksi sebenarnya. Setiap kali ada libur panjang pasti ada kenaikan (kasus),” kata Ganjar.