TRIBUNNEWS.COM, PONDOK AREN -- Sebuah Puskesmas di Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel), dikabarkan menolak seorang penderita Covid-19 yang butuh penanganan medis.
Dikabarkan, orang tersebut tadinya sempat menjalani isolasi mandiri dan kondisinya terus memburuk.
Karenanya, pada Rabu (16/6/2021) keluarganya menghubungi pihak Satgas Covid-19 dalam hal ini puskesmas, pihak puskesmas enggan menangani lantaran tidak bisa memberikan rujukan dengan alasan penuh.
Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, DPR: Segera Berlakukan PPKM MIkro, Tunggu Apa Lagi?
Sampai akhirnya pasien tersebut meminta bantuan komunitas relawan LaporCovid-19.
TribunJakarta.com mendapatkan kronologi penanganan pasien Covid-19 tersebut dari relawan LaporCovid-19 yang juga seorang dokter, Tri Maharani.
Ia menjelaskan bahwa dirinya mendapat aduan pasien Covid-19 tersebut pada Rabu petang.
Tri lalu berusaha mencari rumah sakit rujukan Covid-19 yang kosong agar pasien segera dirujuk, namun hasilnya nihil.
Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak Lagi, Legislator PKS Minta Pemerintah Bergerak Cepat
Beberapa rumah sakit yang ditanya melalui pesan sebaran mengaku penuh dan ada yang tidak menjawab.
"Karena keadaan yang makin berat, dengan saturasi semakin turun, laporan terakhir (saturasi) 86, maka kita dengan segala kemampuan memcoba mendapatkan bantuan," ujar Tri.
Tripun berusaha mengontak Dinas Kesehatan Tangsel dan Puskesmas.
Setelah dua instansi garda terdepan penanganan Covid-19 itu dihubungi, pasien didatangi petugas medis dari puskesmas.
Pihak puskesmas menangani dengan memberikan bantuan oksigen.
"Sebagai bantuan mereka meminjamkan oksigen dan mengirimkan tenaga medis saat meminjamkan oksigen ke rumah pasien itu," kata Tri.
Baca juga: Pasien Covid-19 di Kota Bogor Terus Bertambah, Keterisian Tempat Tidur RSUD Capai 75 Persen
Namun, Tri menggarisbawahi hal penolakan puskesmas yang enggan menerima pasien Pondok Aren tersebut dengan alasan rumah sakit rujukan penuh.
"Maaf dok sebelumnya, yang namanya yang namanya rujukan harus di acc dulu sama pihak RS. Jika belum acc enggak akan mau menerima pasiennya. Kecuali pasiennya datang sendiri diantar keluarga tanpa diantar ambulans Puskesmas. Itu baru pasti diterima apa lagi kegawatdaruratan pasti RS mengerti triase," kata pihak Puskesmas seperti dikutipkan Tri.
Menurut Tri, penjelasan teknis rujukan dari pihak Puskesmas itu salah besar, pasien justru jadi kroban.
Akhirnya si pasien mendapat penanganan yang tidak maksimal dan bukan dokter yang turun langsung.
"Jadi pemahaman yang salah dari faskes 1 (Puskesmas) tadi membuat pasien hanya ditolong pinjaman oksigen ke rumahnya dan diperiksa oleh tenaga medis yang kurang mumpuni karena pasti bukan dokter yang ke sana," ujar Tri.
Bahkan karena pemaparan dari pihak Puskesmas, pasien Covid-19 yang merasa kondisinya tidak membaik sampai naik sepeda motor secara mandiri mencari rumah sakit.
Akhirnya pasien tersebut mendapat penanganan dari Rumah Sakit Medika Lestari Kota Tangerang pada pukul 02.00 WIB, Kamis (17/6/2021).
Tri yang mengenal dokter jaga Medika Lestari membantu menghubungi agar si pasien segera ditangani.
Pihak Puskesmas bersikeras enggan membantu rujukan meski sudah diberi penjelasan.
"Saat itu saya mencoba menjelaskan ke Puskesmas tapi tetap kekeuh itu prosedur jadi akhirnya keluarga ke RS Medika Lestari dengan naik motor," ujar Tri.
"Jadi jam 2 malam kemarin pasien berhasil mendapat pertolongan," kata dia.
LaporCovid-19 meminta pemerintah kota mengevaluasi jajarannya dalam menangani pasien Covid-19 khususnya terkait rujuk rumah sakit.
"Jadi intinya harus dibuat evaluasi terhasap sistem rujukan sehingga tidak menimbulkan hal yang salah secara pemahaman," kata Tri.
"Karena kondisi gawat darurat dan tidak terpenuhinya kebutuhan ruangan dan ICU, tidak menjadi penghalang pasien mendapatkan bantuan pemeriksaan dan bantuan pengobatan," pungkas Tri. (Jaisy Rahman Tohir)
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Pasien Covid-19 Gejala Berat Tangsel Ditolak Puskesmas Hingga Naik Motor ke RS di Kota Tangerang