TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Alexander Ginting mengatakan langkah karantina wilayah atau lockdown tidak berhasil untuk penanganan Covid-19 di Indonesia.
Skema Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), kata Alex, terbukti tidak maksimal untuk meredam Covid-19.
"Kalau kita mau lockdown secara besar, kita sudah PSBB tapi enggak berhasil juga. 10 April sampai 10 Januari 2021 kita sudah melaksanakan PSBB di 20 wilayah, enggak maksimal juga. Kemudian 11 sampai 25 Januari 2021 kita PPKM tidak juga maksimal," ujar Alex dalam diskusi daring Polemik Trijaya, Sabtu (26/6/2021).
Menurut Alex, selama ini masyarakat masih abai terhadap perilaku 3M dan protokol kesehatan.
Dirinya menyontohkan sikap masyarakat yang marah-marah saat diperiksa petugas terkait Covid-19. Padahal, menurut Alex, masyarakat tersebut orang berpendidikan.
"Ya masyarakatnya, liat saja kemarin orang yang marah-marah di mobil siapa? Ibu-ibu kan. Kalau sudah ibu marah, ya bapaknya yg nyopir emosi juga dan mereka yang naik mobil ini kan orang yang sudah berpendidikan. Sudah mempunyai aset jadi bukan sembarang orang," ungkap Alex.
Selain itu, Alex menyontohkan penolakan masyarakat terhadap tes swab Antigen di Jembatan Suramadu, Jawa Timur, beberapa saat yang lalu.
Baca juga: Pengamat Nilai Pengawasan PPKM Mikro Masih Lemah
"Kemudian kita lihat di Jembatan Suramadu kita mau cegat mereka dikasih swab yang gratis saja bisa ngajak kita duel ya kan. Padahal itu kalau dihitung harganya bisa Rp80 ribu, Rp75 ribu per unit, lihat costnya," ucap Alex.
Langkah tersebut, kata Alex, sebenarnya untuk melindungi masyarakat dari penularan Covid-19.
"Dan swab itu untuk melindungi istri dan anaknya di rumah atau kalau ibu-ibu untuk melindungi anak-anaknya. Untuk mengetahui apakah dia sudah menular atau tidak," pungkas Alex.