Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lonjakan signifikan kasus virus corona (Covid-19) yang terjadi saat ini di Indonesia membuat sistem kesehatan di negara ini kolaps.
Nyaris semua fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) penuh, begitu pula dengan alat penunjang kesehatan yang kini sangat terbatas.
Bahkan pada sebagian wilayah terdapat kelangkaan tabung oksigen.
Fenomena ini mirip dengan apa yang terjadi di India beberapa waktu lalu hingga saat ini, saat fasyankes tidak sanggup merawat pasien Covid-19 yang melonjak signifikan, hingga banyak masyarakat negara tersebut yang memburu tabung oksigen ke berbagai daerah.
Baca juga: Sehari Butuh 100 Tabung, RS di Banjarnegara Berburu Tabung Oksigen ke Peternak Ikan
Angka kematian pun terus mengalami peningkatan karena keterbatasan sistem kesehatan.
Salah satu alternatif yang dipilih masyarakat saat ini adalah penggunaan nebulizer sebagai alat bantu pernafasan ketika mereka yang terinfeksi Covid-19 terpaksa harus melakukan isolasi mandiri di rumah.
Hal itu karena terbatasnya ruang dan fasilitas perawatan di rumah sakit.
Dikutip dari laman justnebulizers.com, Sabtu (4/7/2021), nebulizer sebenarnya memiliki kemiripan dengan vaporizer dan humidifier.
Baca juga: Satpol PP DKI Kerahkan 4 Truk Bantu Distribusi dan Pengisian Tabung Oksigen
ketiganya merupakan alat yang berkaitan dengan perawatan pernafasan, namun cara kerjanya dan fungsinya berbeda.
Lalu apa yang membedakan ketiga alat ini ?
Nebulizer
Nebulizer dirancang untuk memberikan resep obat pernafasan melalui cara melarutkan obat ke dalam uap tipis yang dapat dihirup melalui corong.
Nah, menghirup uap tersebut dapat membantu membuka saluran udara dalam sistem pernafasan seseorang.