Laporan Wartawan Tribunnews, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 terus mengalami lonjakan dalam beberapa waktu terakhir.
Hal tersebut membuat Pemerintah pusat dengan tegas melakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat.
Imbas dari melonjaknya kasus ini menimbulkan berbagai permasalahan. Tak hanya kesehatan, sektor ekonomi dan kesejahteraan masyarakat juga merasakan imbasnya.
Dosen Fakultas Hukum Universitas Airlangga sekaligus Peneliti Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Herlambang P. Wiratraman menilai Pemerintah sudah lalai dan gagal dalam menangani pandemi.
Ada tiga hal yang menjadi alasannya mengapa pemerintah gagal dalam perihal ini.
Baca juga: Hari Ini 421 Calon Penumpang KRL Dites Antigen, 22 Orang Reaktif Covid-19
“Ada tiga fakta gagalnya negara ini melindungi rakyat. Pertama adalah terlihatnya lonjakan kasus (belakangan ini). Kasus harian covid meluas angkanya dan semakin melonjak tinggi, termasuk dampak dari varian baru,” ujar Herlambang dalam Webinar, Senin (5/7/2021).
Lonjakan angka kasus harian yang meningkat tajam saat ini diiringi dengan realitas angka kematian yang juga tinggi.
Menurut Herlambang, seharusnya permasalahan ini dapat diatasi apabila lockdown atau “rem darurat” tidak terlambat dilakukan.
Tak hanya itu, ketika adanya kabar kemunculan varian virus baru di India, Pemerintah harusnya sudah bergerak cepat dengan melakukan langkah-langkah antisipasi.
Fakta kedua terkait gagalnya Pemerintah melindungi rakyatnya adalah, layanan fasilitas yang dinilai buruk.
“Fasilitas layanan kesehatan yang kolaps. Banyak laporan rumah sakit yang tak mampu menerima pasien, bahkan untuk tes saja tak bisa. Ketersediaan tabung oksigen juga terbatas,” jelas Herlambang.
Fakta kegagalan ketiga adalah, tingginya jumlah tenaga kesehatan yang terpapar dan gugur dalam tugasnya.
Baca juga: Hari Ini 421 Calon Penumpang KRL Dites Antigen, 22 Orang Reaktif Covid-19
Berdasarkan laporan IDI per 27 Juni, Herlambang menyebutkan, tercatat sudah 405 Dokter yang meninggal. Angka tersebut meningkat tajam sebanyak 31 orang (periode 1-27 Juni 2021).
Tak hanya Dokter, menurut laporan dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia juga menyebutkan bahwa sudah 326 perawat yang meninggal akibat terinfeksi Covid-19.
Sebagai tambahan informasi, untuk kasus harian Covid-19 kembali tembus rekor tertinngi pada Senin, (5/7/2021).
Dilihat dari data yang diterbitkan SatgasCovid-19.go.id, terjadi penambahan jumlah kasus Covid-19 sebanyak 29.745 kasus, sehingga total kasus terkonfirmasi positif menjadi 2.313.829 kasus.
Sebelumnya kasus tertinggi Covid-19 sejak awal Pandemi Maret 2020 terjadi pada Sabtu kemarin (3/7/2021) dengan 27.913 kasus.
Lonjakan ini terjadi pada hari pertama penerapan PPKM Darurat.
Masih dari data yang sama terjadi penambahan pasien sembuh mencapai 14.416 kasus.
Adapun total pasien sembuh secara keseluruhan sebanyak 1.942.690 orang.
Sementara, jumlah yang meninggal dunia menjadi 61.140 orang setelah ada penambahan kasus meninggal hari ini sebanyak 558 orang.
Dengan penambahan angka terkonfirmasi, kesembuhan dan kematian, maka terjadi penambahan kasus aktif sebanyak 14.771 kasus, sehingga total mencapai 309.999 kasus. Sementara itu pada hari yang sama, jumlah spesimen yang diperiksa sebanyak 110.115 dengan jumlah suspek 79.808.