News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Kisah Penjual Tabung Oksigen: Minta Hasil Tes PCR Pembeli, Harga Naik Dua Kali Lipat Dalam Tiga Hari

Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga mengantre untuk mengisi ulang tabung oksigen di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, Senin (28/6/2021). Peningkatan kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta membuat permintaan isi ulang maupun pembelian tabung oksigen meningkat. Tribunnews/Irwan Rismawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tabung oksigen saat ini adalah barang yang banyak dicari oleh masyarakat.

Hal tersebut tidak lepas dari adanya peningkatan tajam penambahan kasuCovid-19 terutama varian baru delta.

Banyak pasien covid-19 yang mengalami sesak napas dan sangat membutuhkan oksigen.

Tak ayal pemandangan antrean manusia membawa tabung oksigen untuk diisi ulang terlihat di berbagai sudut-sudut kota termasuk di Jakarta.

Harganya pun kini semakin membumbung tinggi berkali-kali lipat.

Salah satu penjual tabung oksigen di bilangan selatan Jakarta, Lita Permatasari juga mengakui hal tersebut.

Ia juga kebingungan saat banyak masyarakat yang butuh tabung oksigen sementara harganya semakin mahal.

Lita merasa kasihan kalau mematok harga tinggi kepada masyarakat yang membutuhkan, tapi apa boleh buat.

"Dimana-mana harganya sudah pada naik," kata Lita saat berbincang dengan Tribun, Senin (5/7/2021).

Agar tabung oksigen tepat sasaran Lita mengaku meminta data pribadi pembeli. 

Data yang diminta berupa KTP dan surat keterangan hasil rapid test antigen atau PCR yang menunjukkan positif covid-19.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendirikan posko isi ulang tabung oksigen di kawasan Monas, Jakarta Pusat. Pendirian posko ini dimaksudkan guna memenuhi kebutuhan oksigen di fasilitas kesehatan DKI Jakarta. (dok Pemprov DKI)

Baca juga: Dampak Kelangkaan Oksigen di Berbagai Wilayah, Distributor di Bali Alami Kekosongan Stok

"Karena stoknya sedikit kan kasihan yang benar-benar butuh kalau yang beli ternyata reseller, dijual lagi," kata Lita.

Jenis tabung oksigen yang dijual Lita adalah ukuran 1,5 meter kubik.

Ia mematok harga di kisaran Rp 2.800.000. 

Lita juga menjual tabung oksigen portable ukuran 500 mililiter dengan mematok harga Rp 230.000.

Kenaikan harta tabung oksigen lanjut Lita sangat cepat. Hanya dalam beberapa hari saja harga sudah naik dua kali lipat.

Salah satu contohnya tabung oksigen portable ukuran 500 mililiter.

Pada akhir bulan Juni 2021 atau sekitar tanggal 29-30 Juni harganya di kisaran Rp 99.000 hingga Rp 105.000.

Harga mendadak berubah pada tanggal 1 Juli 2021, menjadi Rp 200.000.

"Parah semua diduitin," kata Lita.

Kenaikan harga tabung oksigen yang diceritakan Lita juga terjadi di beberapa toko daring, atau e commerce.

Pantauan Tribun di salah satu toko belanja daring ternama pada tanggal 29 Juni 2021 tabung oksigen portable ukuran 500 ml masih dijual dengan harga Rp 105.000.

Namun di tempat yang sama pada tanggal 4 Juli harganya sudah naik menjadi Rp 199.000 dan stoknya pun sudah habis.

Juru Bicara vaksin 

Covid-19 kementerian kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengakui bahwa ketersediaan oksigen untuk pasien covid -19 di Indonesia mulai terbatas.

Warga mengantre untuk mengisi ulang tabung oksigen di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, Senin (28/6/2021). Peningkatan kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta membuat permintaan isi ulang maupun pembelian tabung oksigen meningkat. Tribunnews/Irwan Rismawan (Tribunnews/Irwan Rismawan)

Nadia mengatakan hal itu disebabkan karena lonjakan pasien Covid-19 di rumah sakit. Kebanyakan pasien Covid-19 yang datang ke rumah sakit berada dalam kondisi bergejala berat-kritis sehingga membutuhkan oksigen untuk perawatan.

"Terbatas ketersediaannya [oksigen], ini karena kebutuhan yang sangat melonjak untuk pasien Covid-19," ucap Nadia.

Ia menyampaikan, kebutuhan oksigen medis di Indonesia mengalami kenaikan lebih dari enam kali lipat dari biasanya.

Dalam keadaan pandemi sebelum lonjakan, kebutuhan oksigen medis di Indonesia berkisar di angka 400 ton per hari. Namun kini, kebutuhan oksigen medis mencapai 2.500 ton per harinya.

"Dari 400 ton [oksigen] per hari menjadi 2.500 ton per hari. Jadi kami minta industri gas dapat meningkatkan produksi oksigen medis dibandingkan penyediaan gas untuk industri," kata Nadia.(Willy Widianto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini