Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Rusia dan India diklaim telah menunjukkan kerja sama 'teladan' selama berlangsungnya pandemi virus corona (Covid-19).
Dua negara ini disebut akan menolak segala upaya yang mendiskriminasi vaksin maupun wisatawan internasional tertentu.
Dalam konferensi pers bersama yang dilakukan pejabat tinggi dua negara itu di Moskwa, Rusia pada Sabtu kemarin, Menteri Luar Negeri (Menlu) India Subrahmanyam Jaishankar dan Menlu Rusia Sergey Lavrov menyampaikan rincian rencana kerja sama mereka pada bidang produksi vaksin.
Baca juga: Varian Baru Covid-19 dari Rusia Ditemukan Awal 2021, Kini WHO Masukkan Pada Daftar Pemantauan Ekstra
Baca juga: India Keluarkan Peringatan soal Munculnya Virus Zika, Belum Ada Obat dan Vaksin
"Saya yakin bahwa produksi vaksin Rusia di India akan menjadi kontribusi besar bagi upaya global dalam memerangi virus ini," kata Lavrov.
Sementara Jaishankar mencatat bahwa kesepakatan yang dicapai pada bidang ini menggarisbawahi ikatan kuat yang telah ditunjukkan India dan Rusia selama masa pandemi Covid-19.
Dikutip dari laman Russia Today, Minggu (11/7/2021), Dana Investasi Langsung Rusia telah mencapai kesepakatan dengan perusahaan farmasi besar India untuk mulai memproduksi vaksin Sputnik V.
'Jalan' untuk memproduksi massal vaksin Rusia ini menjadi terbuka setelah perusahaan India berhasil melakukan tahap uji coba.
Jaishankar pun mengucapkan terima kasih kepada Rusia terkait bantuan yang diberikan selama munculnya gelombang terbaru Covid-19 di India yang mencatat lonjakan signifikan pada angka kematian warganya.
Perlu diketahui, sejak Mei lalu, Rusia telah melakukan beberapa pengiriman besar terkait bantuan medisnya ke India.
Termasuk beberapa batch vaksin Sputnik V, ventilator paru-paru dan tangki oksigen.
"Rusia dan India seharusnya tidak hanya bekerja sama untuk melindungi rakyat mereka sendiri dari virus, namun juga membantu negara lain dalam memerangi penyakit itu," tegas Jaishankar.
Sementara Lavrov menyebut vaksin Rusia yang segera diproduksi massal di India ini akan menjadi bantuan amunisi bagi negara berkembang yang berniat meluncurkan program vaksinasi secara mandiri.
"Ini akan menjadi bantuan yang akan diberikan kepada negara-negara berkembang yang sedang berjuang untuk meluncurkan kampanye vaksinasi mereka sendiri," tegas Lavrov.