Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ahli Virologi dan Molekuler Biologi Universitas Udayana, Prof. I Gusti Ngurah Mahardika mengatakan vaksinasi memang tidak membuat seseorang bebas 100 persen dari paparan Covid-19.
Namun dengan vaksinasi bisa menurunkan risiko berat bahkan kematian.
Vaksinasi juga mampu mengurangi tekanan terhadap rumah sakit karena meringankan gejala infeksi pada pasien.
"Amat penting untuk divaksin untuk mengurangi risiko berat," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (23/7/2021).
Berdasarkan pemantauan yang dilakukan kepada penduduk DKI Jakarta pada kurun waktu 12 Januari sampai 8 Juli 2021, dari 3,21 juta yang telah menerima dosis pertama, ada 15.088 tetap terinfeksi COVID-19 atau 0,47%.
Baca juga: Dokter Reisa Jelaskan Urgensi Booster Vaksin Diberikan kepada Tenaga Kesehatan
Kemudian yang tidak bergejala sebanyak 8.051 orang dan yang memiliki gejala 6.658 orang.
Adapun pasien yang meninggal dunia sebanyak 50 orang atau 0,0016 persen.
Sementara dari yang telah menerima vaksin dosis lengkap sebanyak 1,94 juta dosis, yang tetap terinfeksi sebanyak 1.896 atau sekitar 0,1 persen.
Dari jumlah tersebut 837 tidak bergejala dan sebanyak 1,055 bergejala.
Sementara yang meninggal dunia sebanyak 4 orang atau 0,0002%.
Menyinggung masih tingginya angka kematian harian, menurut Prof. Mahardika, efek vaksinasi baru terlihat terhadap laju penyebaran COVID-19 jika penerima vaksin paling tidak 50%.
Dia mencontohkan, di negara yang capaian vaksinasi COVID-19 di atas 50 persen, seperti Amerika Serikat dan Inggris, angka kematian rendah walau lonjakan kasus positif kembali tinggi.
Menurut Prof. Mahardika, saat ini berdasarkan data Kementerian Kesehatan jumlah yang menerima vaksinasi dosis pertama sebanyak 43,1 juta.
Sementara untuk dosis kedua mencapai 16,8 juta atau telah vaksinasi lengkap.
Jadi sudah hampir 60 juta dosis yang sudah disuntikkan.
Namun jika dilihat persentase dari jumlah penduduk Indonesia yang amat banyak, angka tersebut baru 8 persen dari target vaksinasi masyarakat yang sudah lengkap vaksinasi dan 20,7 persen yang sudah divaksin dosis pertama.
"Jadi masih jauh dari herd immunity atau kekebalan kelompok," imbuhnya.