TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah kembali mengumumkan perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia pada hari ini, Senin (2/8/2021).
Hari ini kasus positif di RI bertambah sebanyak 22.404. Maka, total akumulatif kasus Covid-19 menjadi 3.462.800.
Sedangkan untuk kasus sembuh, berdasarkan data dari Kemenkes, bertambah sebanyak 32.806, sehingga menambah jumlah akumulasi kasus sembuh menjadi 2.842.344.
Sementara yang meninggal dunia bertambah sebanyak 1.568 orang. Total akumulasinya menjadi 97.291.
Pemprov DKI Segera Berikan Vaksin Dosis Ketiga kepada Nakes
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memastikan segera melakukan suntikan vaksin dosis ketiga atau booster bagi para tenaga kesehatan.
"Insya Allah nanti akan ada booster bagi nakes ya, yang akan segera disuntikan," terang Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Balaikota DKI, Jakarta Pusat Senin (2/8/2021).
Kendati demikian Riza tak merinci kapan pelaksanaannya.
Ia hanya menegaskan bahwa Pemprov DKI ingin tetap menjaga nakes dalam stamina dan kesehatan yang baik. Sehingga pelayanan kesehatan bagi masyarakat tetap berjalan optimal.
"Prinsipnya kita ingin seluruh nakes kita terjaga dengan baik staminanya kesehatannya tentu keselamatannya, berbagai upaya kita akan kerjakan untuk memastikan seluruh nakes kita bisa hadir ditengah-tengah masyarakat memberikan pelayanan terbaik," kata dia.
Diketahui, Kementerian Kesehatan menegaskan vaksinasi dosis ketiga (booster) saat ini hanya diberikan kepada tenaga kesehatan maupun tenaga pendukung kesehatan yang telah mendapatkan dosis pertama dan kedua vaksin Covid-19.
Baca juga: 70 Juta Dosis Vaksin Tiba Agustus Ini, Menkes Yakin Target 2 Juta Vaksinasi Per Hari Tercapai
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes sekaligus Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, dr.Siti Nadia Tarmidzi mengatakan, target sasaran nakes sebagai penerima vaksin booster sekitar 1,5 juta orang.
Adapun peruntukan booster tidak untuk masyarakat umum mengingat keterbatasan pasokan vaksin, serta masih ada lebih dari 160 juta penduduk belum mendapatkan suntikan.
"Suntikan ketiga atau booster hanya diperuntukan untuk tenaga kesehatan, termasuk tenaga pendukung kesehatan,” kata dr. Nadia.
Vaksin Sinovac Hanya Ampuh 6 Bulan?
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin angkat bicara mengenai kabar efektivitas vaksin atau periode tahannya vaksin hanya 6 bulan.
Menurut dia, periode ketahanan vaksin baru dapat diketahui setelah laporan uji klinis 3 rampung.
"Periode tahannya vaksin, baru akan bisa keluar secara formal sesudah selesainya final report uji klinis 3," katanya usai rapat terbatas dengan presiden Jokowi, Senin, (2/8/2021).
Baca juga: Ditutup Satu Bulan, Pengelola Pusat Perbelanjaan Berharap Dapat Beroperasi Mulai Besok
Hampir semua vaksin, kata Budi, laporan akhir uji klinis 3 nya keluar pada akhir tahun ini.
Oleh karenanya belum ada penjelasan resmi dan ilmiah mengenai periode lamanya keampuhan vaksin.
"Seingat saya yang pertama kali keluar itu vaksin Pfizer kemudian Astrazeneca. Jadi Pfizer dan Astrazeneca baru keluar final report uji klinis 3 nya di kuartal 4 tahun ini," katanya.
"Sinovac sepemahaman saya juga baru keluar di akhir tahun ini. (maka) diakhir tahun ini lah kita tahu (periode ketahanan vaksin," sambungnya.
Baca juga: Mengenal Perbedaan Varian Covid-19, dari Alpha, Beta hingga Delta Plus, Mana yang Lebih Berbahaya?
Adapun data -data lain termasuk yang menyebutkan keampuhan vaksin hanya enam bulan itu merupakan data adhoc, tidak resmi atau tidak formal. Ia meminta media untuk tidak memberitakan kabar yang belum resmi, karena akan menimbulkan berbagai spekulasi.
"Terlalu banyak spekulasi akan membingungkan rakyat, sehingga saya minta temen-temen media untuk memastikan, kita menyebarkan berita-berita yang secara ilmiah, secara bukti ilmiahnya benar dan pasti, harus pasti," katanya.
Pemerintah kata Budi, baru akan merumuskan langkah penanganan mengenai periode ketahanan vaksin apabila laporan hasil uji klinik 3 keluar.